Anak akan kerap bertanya mengenai keberadaan salah satu orangtuanya yang sering pergi.
Pertanyaan:”Kemana ayah/ibu, saya kangen,” adalah pertanyaan yang banyak diucap anak usia ini.
Ketika salah satu orangtuanya pergi, ada ketakutan tersendiri dalam diri anak berupa kemungkinan orangtua yang lainnya akan pergi juga.
“Jika ayah pergi, maka ibu kemungkinan juga akan pergi,” adalah pemikiran wajar yang dialami anak usia ini.
Isu perceraian utama adalah perubahan dan kehilangan.
Anak tidak suka kedua hal itu karena menakutkan.
Anak usia ini akan merasa percaya diri karena dukungan kuat dari kedua orangtuanya, ketika dukungan tersebut tidak didapatkan penuh dan merasa kehilangan, maka tingkat kepercayaan diri anak akan terganggu.
Reaksi utama terhadap hilangnya kepercayaan diri mereka adalah dengan menarik diri dari lingkungan.
Anak akan cenderung sulit bergaul dengan teman-teman atau percaya lebih jauh dengan orang lain karena perasaan takut dikecewakan.
Anak akan enggan mengambil risiko, memastikan diri tak ada lagi kehilangan berikutnya dan memerlukan waktu untuk membangun kepercayaan diri yang telah rusak.
Jika kepercayaan diri anak telah rusak, efeknya sangat fatal bagi dan berisiko merusak masa depannya.
Anak mungkin akan terus bertanya mengapa salah satu orangtuanya tidak tinggal lagi bersamanya, hal ini karena yang mereka inginkan adalah agar segala sesuatu kembali ke kondisi semula.
Sebaiknya pada usia ini, beri anak penjelasan mengenai apa yang sebenarnya terjadi agar perubahan kehidupan yang anak hadapi akan dijalani lebih mudah.
Beri pengertian secara halus, hati-hati dan mengertilah mengenai perasaan anak sekecil itu yang harus menerima kenyataan bahwa orangtuanya tak lagi utuh.
Baca Juga : Anak Dewi Yull yang Akan Menikah Tampan dan Berpendidikan Tinggi, Ini Pekerjaannya!
Source | : | kompas |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR