Mengasuh anak pada usia 0-2 tahun merupakan tahapan pembentukan ikatan bathin yang khusus antara orangtua dan anak.
Pada usia ini anak membutuhkan kontak secara terus menerus dengan orangtuanya untuk membentuk kedekatan dan cinta yang mendasar.
Kontak ini menjadi landasan bahwa anak merasa dicintai dan istimewa serta perasaan cinta anak kepada orang-orang disekitarnya.
Anak yang merasa dicintai akan memiliki perasaan kesejahteraan diri dan memiliki pengharapan mengenai perasaan cinta di masa depan.
Setelah perpisahan, salah satu dari orang tua tidak lagi berada di rumah dan kontak dengan anak pun tidak dapat dilakukan setiap hari.
Terlebih apabila orangtua yang bercerai telah memiliki pasangan baru dan keluarga baru.
Orangtua yang telah menikah lagi tidak akan memiliki ikatan langsung dua arah dengan anak, dari anak ke orangtua dan orangtua ke anak.
Risiko kehilangan kontak dengan salah satu orangtua kandung sangat mungkin terjadi.
Walau kedua orangtua kandung masih kerap melakukan kontak dengan anak, lama-kelamaan akan menimbulkan perasaan khawatir mengenai cara mengasuh atau merawat karena perbedaan pandangan.
Bila ini terjadi, anak akan kehilangan kasih sayang dan berdampak pada kepercayaan diri, konsep diri, dan lain-lainnya kelak.
Alangkah baiknya bila tetap menjaga komunikasi dengan mantan dan membiarkannya ikut mendidik anak demi kepentingan dan kebaikan si kecil.
2. Usia anak 2-5 tahun
Anak pada usia prasekolah ini sangat menyadari, ada perubahan besar yang terjadi saat perceraian berlangsung.
Salah satu orangtua tidak lagi tinggal di rumah dan tidak hadir sewaktu-waktu.
Anak usia ini memerhatikan bahkan merasakan kehilangan itu.
Baca Juga : Curiga Dibohongi Pasangan? Begini Cara Mudah Mendeteksinya, Hanya Hitungan Detik
Source | : | kompas |
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR