Nakita.id - Menyusui adalah salah satu cara terbaik untuk memberikan nutrisi optimal bagi bayi.
Namun, banyak ibu menyusui yang khawatir akan mengalami penurunan produksi ASI (air susu ibu) seiring berjalannya waktu.
Penurunan supply ASI biasanya terjadi pada beberapa ibu setelah periode tertentu, tetapi penyebabnya dapat bervariasi dan tidak selalu berkaitan langsung dengan usia bayi.
Lantas, pada usia berapa bayi, biasanya ibu mulai mengalami penurunan supply ASI, dan apa yang bisa dilakukan untuk menjaga produksi tetap stabil?
Berikut penjelasannya melansir dari MomJunction.
Penurunan produksi ASI secara signifikan bisa mulai dirasakan oleh beberapa ibu pada usia bayi sekitar 3 hingga 6 bulan.
Pada tahap ini, bayi mulai berkembang dengan cepat, dan tubuh ibu secara alami menyesuaikan kebutuhan bayi dengan produksi ASI.
Pada beberapa kasus, penurunan supply ASI mungkin terasa lebih awal atau lebih lambat tergantung dari beberapa faktor, seperti:
Frekuensi menyusui: Jika ibu mulai mengurangi frekuensi menyusui, produksi ASI bisa berkurang.
Ini sering terjadi setelah bayi berusia 3-4 bulan, ketika beberapa bayi mulai tidur lebih lama di malam hari atau mengalami pola menyusui yang lebih teratur.
Pengenalan makanan pendamping ASI (MPASI): Pengenalan MPASI pada usia 6 bulan dapat memengaruhi supply ASI karena bayi mungkin mulai mengurangi asupan ASI seiring dengan peningkatan konsumsi makanan padat.
Namun, perlu diingat bahwa setiap ibu memiliki pola produksi ASI yang berbeda, dan tidak semua ibu akan mengalami penurunan supply ASI pada usia yang sama.
Beberapa faktor dapat memengaruhi penurunan produksi ASI, baik yang terjadi secara alami maupun karena kondisi tertentu.
Beberapa di antaranya adalah:
Kurangnya stimulasi payudara: Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan ASI adalah berkurangnya stimulasi pada payudara.
Semakin sering payudara dirangsang oleh hisapan bayi, semakin banyak ASI yang diproduksi.
Jika bayi mulai menyusui lebih jarang atau ibu mengganti menyusui dengan pemberian susu formula, produksi ASI bisa menurun.
Stres dan kelelahan: Kondisi emosional dan fisik ibu juga dapat mempengaruhi produksi ASI.
Stres, kelelahan, dan kurang tidur dapat menyebabkan penurunan hormon oksitosin, yang berperan penting dalam refleks keluarnya ASI.
Masalah kesehatan ibu: Kondisi kesehatan tertentu, seperti gangguan tiroid atau anemia, dapat memengaruhi supply ASI.
Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu tanpa konsultasi dokter dapat berdampak pada produksi ASI.
Asupan nutrisi ibu yang kurang: Nutrisi yang tidak cukup seimbang pada ibu menyusui dapat mempengaruhi produksi ASI.
Baca Juga: Kapan Ibu Menyusui Membutuhkan Pijat Laktasi untuk Melancarkan ASI?
Ibu menyusui perlu memastikan bahwa mereka mendapatkan asupan kalori dan nutrisi yang cukup untuk mendukung produksi ASI.
Beberapa tanda yang mungkin menunjukkan bahwa ibu mengalami penurunan supply ASI termasuk:
- Bayi terlihat tidak puas atau gelisah setelah menyusu.
- Jumlah popok basah bayi menurun, yang bisa menjadi tanda bahwa bayi tidak mendapatkan cukup cairan.
- Payudara ibu terasa lebih lembek atau tidak terasa penuh seperti biasanya.
- Bayi lebih sering menyusui, mungkin karena tidak merasa kenyang setelah satu sesi menyusui.
Jika ibu mengalami salah satu tanda tersebut, penting untuk segera mengambil langkah untuk meningkatkan kembali supply ASI.
Meski beberapa ibu mungkin mengalami penurunan produksi ASI seiring waktu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan supply ASI agar tetap stabil:
Menyusui secara sering dan sesuai permintaan: Produksi ASI bekerja berdasarkan prinsip supply dan demand.
Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak ASI yang akan diproduksi. Usahakan untuk menyusui bayi sesuai permintaan, termasuk di malam hari.
Pumping setelah menyusui: Jika bayi tidak menyusu terlalu lama atau tidak sepenuhnya mengosongkan payudara, ibu bisa memompa ASI setelah sesi menyusui untuk merangsang produksi lebih lanjut.
Baca Juga: Tips ASI Lancar Bagi Ibu Menyusui yang Kerja Sampai Malam Hari
Hal ini juga dapat membantu menjaga stimulasi payudara.
Pastikan asupan nutrisi yang cukup: Ibu menyusui membutuhkan nutrisi yang cukup untuk mendukung produksi ASI.
Pastikan asupan kalori harian mencukupi, serta perbanyak makanan kaya protein, lemak sehat, dan cairan.
Hindari stres berlebihan: Menjaga kesehatan mental sangat penting untuk ibu menyusui.
Cobalah untuk mengurangi stres dengan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau meminta bantuan orang lain untuk membantu merawat bayi.
Konsultasi dengan konselor laktasi: Jika ibu merasa supply ASI menurun drastis atau bayi tidak mendapatkan cukup ASI, konsultasikan dengan konselor laktasi atau dokter.
Mereka dapat memberikan saran atau membantu mengevaluasi apakah ada masalah medis yang mendasarinya.
Saat bayi mulai mendapatkan makanan pendamping ASI pada usia 6 bulan, kebutuhan akan ASI akan sedikit menurun.
Ini adalah proses alami karena bayi mulai mendapatkan nutrisi dari sumber lain.
Namun, ASI masih tetap penting sebagai sumber nutrisi utama hingga bayi berusia 12 bulan atau lebih.
Meskipun pengenalan MPASI bisa menyebabkan penurunan frekuensi menyusui, ibu sebaiknya tetap menawarkan ASI secara rutin, terutama di pagi hari, sore, dan malam hari.
Baca Juga: Apakah Usia Berpengaruh pada Produksi ASI? Ini Fakta-faktanya
Ini akan membantu menjaga produksi ASI tetap cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Penurunan supply ASI bisa terjadi pada berbagai usia bayi, terutama pada usia 3 hingga 6 bulan atau saat bayi mulai mendapatkan MPASI pada usia 6 bulan ke atas.
Namun, banyak faktor yang mempengaruhi produksi ASI, seperti frekuensi menyusui, kesehatan ibu, dan asupan nutrisi.
Untuk menjaga produksi ASI tetap stabil, penting bagi ibu untuk terus menyusui secara rutin, menjaga pola makan yang sehat, serta menghindari stres.
Jika ibu menyadari adanya tanda-tanda penurunan ASI yang signifikan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau konselor laktasi agar mendapatkan dukungan yang tepat dan memastikan bayi mendapatkan asupan nutrisi yang optimal.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR