Nakita.id - University of Iowa Hospital and Clinics, Amerika Serikat, pernah memberitakan temuan tentang seorang anak perempuan berusia dua bulan yang mengalami gangguan hati akibat minyak gosok.
Baca Juga : Kenali Faktor Penyebab dan Tanda Gangguan Hati Pada Bayi Yang Kerap Tidak Disadari
Anak perempuan tersebut mengalami gangguan hati setelah ibunya mengoleskan cukup banyak minyak gosok pada leher dan dadanya sebanyak tiga kali sehari selama lima hari berturut-turut.
Beruntungnya, setelah pemberian minyak gosok dihentikan, anak perempuan tersebut nomal kembali.
Menurut Dr. Warren Bishop, direktur gastroenterologi anak universitas tersebut, minyak gosok memang memiliki bau yang enak dan dapat membuat kulit terasa hangat.
Baca Juga : Berita Kesehatan: 9 Penyakit Penyebab Telapak Kaki Terasa Panas, Jangan Diabaikan!
Namun sayangnya, minyak gosok yang mengandung kamfer bisa berdampak buruk pada sel-sel hati dan bahkan kematian bila termakan oleh anak-anak.
Sebab tubuh anak-anak yang masih rentan, sangat mudah keracunan.
Cerita seram mengenai kamfer sebenarnya telah ramai diperbincangkan dalam sebuah literatur ilmiah di tahun 1954.
Baca Juga : Zumi Zola Sulit Melihat Karena Diabetes Semakin Parah, Ternyata Begini Kebiasaan Makannya
Dalam literatur tersebut diceritakan bagaimana seorang bayi berusia 19 bulan menelan sesendok teh (5 ml) kamfer oli (setara 1 g kamfer).
Setelah tiga jam, bayi tersebut menimbulkan gejala keracunan berupa muntah hebat, kejang dan koma. Akhirnya, bayi malang tersebut meninggal dunia.
Ada pula cerita seorang bayi lain berusia 2 bulan yang menderita gejala keracunan setelah diberi obat batuk mengandung kamfer.
Beruntungnya, bayi tersebut berhasil di tolong.
Lantas sebenarnya apakah kamfer itu? Kamfer merupakan senyawa organik turunan terpin siklik yang berasal dari tanaman Cinnamomum camphora.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Posisi Tidur Ibu Hamil Yang Aman dan Nyaman
Tanaman ini banyak ditemui di Tiongkok selatan Sungai Yangtze, Taiwan, Jepang, Korea, dan Vietnam.
Bentuk kamfer kristal berwarna putih, baunya khas aromatik, dan dapat menguap.
Baca Juga : Agar Perkembangan Otak Anak Optimal, Ini Tips Memilih Mainan Ala Dokter Reisa
Menurut catatan sejarah, pada awalnya bahan ini dipakai sebagai afrodisiak (perangsang nafsu seks), kontrasepsi, abortifasien, serta supresor laktasi (penekan pembentukan susu).
Kamfer juga pernah digunakan sebagai obat influenza, analgesik, serta gangguan tenggorokan.
Namun belakangan, diketahui dampak buruk kamper bila digunakan secara oral atau tetes hidung.
Saat ini, kamfer sudah dibuat secara sintetik dan kebanyakan dimanfaatkan sebagai antiseptik dan rubefasien (pengiritasi kulit).
Kamfer termasuk ke dalam bahan perawatan yang disetujui Food and Drug Administration (FDA) untuk minyak gosok yang mengatasi gigitan serangga, luka dingin, dan luka bakar ringan.
Meski disetujui, tetapi sebaiknya orangtua mencegah pemberian produk minyak gosok dengan bahan kamfer untuk anak-anak. Terlebih anak-anak di bawah usia 2 tahun.
Sebab keracunan kamfer pada anak-anak dapat menimbulkan risiko yang serius seperti kematian.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Kenali 8 Ciri-Ciri Bayi Sudah Masuk Panggul
Secara umum keracunan kamfer pada dosis kecil dapat menimbulkan gejala rasa terbakar pada mulut dan tenggorokan, tercium bau kamfer pada napas, rasa haus, dan muka tebal.
Pada dosis besar, kamfer dapat menimbulkan kejang tidak spesifik, napas lambat, mual dan muntah, rasa sakit pada lambung, tekanan nadi cepat, malas, perilaku irasional, dan kematian.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Ketombe Kepala Berlebihan? Waspadai Psoriasis, Penyakit Autoimun Berbahaya!
Patut diperhatikan bahwa seberapa jauh akibat yang ditimbulkan tergantung pada beberapa faktor, seperti dosis yang ditelan, usia korban, bobot badan, kondisi umum korban, serta kaoan korban menelan kamfer.
Karena setiap produk kandungan kamfer di dalamnya berbeda-beda, maka kekuatannya pun berbeda.
Bila terjadi keracunan sebaiknya segera lakukan pemeriksaan pada dokter.
Baca Juga : Tiga Langkah Menggunakan Cuka Apel untuk Melangsingkan Tubuh
Dokter biasanya akan memberikan pertolongan pertama seperti pemberian alat bantu pernapasan, pencucian lambung, dan pemberian obat-obatan untuk mengatasinya. (*)
Source | : | WebMD,intisari,Medicalxpress.com |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR