Nakita.id - Kasus perceraian Paula Verhoeven dan Baim Wong, yang diwarnai isu perselingkuhan, membuka topik yang sensitif dan kerap sulit diterima, yaitu pengakuan atas perselingkuhan.
Mengapa seseorang yang berselingkuh sering kali tidak mengaku, meski bukti mengarah ke arah tersebut?
Kasus Paula dan Baim memberi kita gambaran yang lebih luas mengenai perilaku, motivasi, dan dilema etika yang dialami dalam situasi kompleks seperti ini.
Mengakui perselingkuhan sering kali membawa rasa malu yang mendalam, terlebih jika hubungan telah berjalan lama.
Pengakuan atas tindakan ini bisa menghancurkan harga diri, reputasi, serta hubungan dengan orang-orang terdekat.
Dalam kasus Baim Wong, ia secara terbuka menyatakan perasaannya tentang ketidakjujuran dan pengkhianatan dalam hubungannya, yang akhirnya menciptakan kegaduhan publik.
Rasa bersalah dari pihak yang berselingkuh, jika ada, bisa sangat besar, sehingga penyangkalan sering dipilih untuk menghindari penilaian negatif dari pasangan, keluarga, dan masyarakat.
Perselingkuhan memiliki konsekuensi besar, terutama dalam keluarga yang telah memiliki anak.
Pasangan yang berselingkuh mungkin memilih untuk tidak mengakui perbuatannya guna menghindari perpisahan, menjaga hubungan tetap berjalan, atau melindungi kondisi psikologis anak-anak dari dampak buruk perceraian.
Paula, dalam tanggapannya yang cenderung diam, tampaknya berusaha untuk tetap menjaga stabilitas keluarga di tengah sorotan publik, menghindari pemberitaan yang berlarut-larut demi melindungi anak-anak mereka dari stres yang berlebihan.
Dalam budaya yang menghargai kesetiaan, perselingkuhan dianggap sangat memalukan.
Baca Juga: Shireen Sungkar Tahu Cerita Dugaan Paula Selingkuh, 'Aku Tahu Dia Top'
Akibatnya, orang yang berselingkuh cenderung menghindari pengakuan karena takut pada stigma sosial.
Ketakutan ini bisa menjadi alasan kuat untuk mempertahankan kebohongan atau menutupi bukti.
Seperti yang tampak dalam kasus Baim dan Paula, meski Baim berbicara tentang rasa sakit yang ia alami, Paula lebih memilih untuk tidak terlalu banyak mengomentari.
Hal ini bisa dianggap sebagai bentuk perlindungan diri dari dampak buruk di mata publik yang kerap menghakimi.
Ketika seseorang mengakui bahwa dia telah berselingkuh, hubungan tersebut kemungkinan besar akan berakhir atau mengalami krisis yang signifikan.
Bagi sebagian orang, ini adalah harga yang sangat tinggi untuk dibayar.
Mereka mungkin tetap ingin mempertahankan hubungan dengan pasangannya dan takut menghadapi risiko kehancuran total dalam hubungan.
Orang yang berselingkuh kadang memilih untuk menutupi atau meminimalisir perilakunya untuk menghindari kehilangan yang besar dan langsung.
Ketakutan akan kehancuran inilah yang bisa menjadi faktor kuat dalam keputusan untuk tidak mengakui perselingkuhan.
Seseorang yang terlibat dalam perselingkuhan bisa saja menciptakan narasi pribadi untuk membenarkan tindakannya.
Ada yang berusaha membangun narasi bahwa perselingkuhan mereka terjadi karena tekanan atau kebutuhan emosional yang tak terpenuhi dalam hubungan utama.
Baca Juga: Baim Wong Ketawa Lihat Klarifikasi Paula Selingkuh, 'Silakan Ngomong'
Penyangkalan atau pembelaan diri ini dapat menjadi cara seseorang untuk mengatasi konflik batin yang terjadi.
Dalam kasus ini, narasi yang dibuat sering kali mengaburkan pandangan atas tanggung jawab pribadi, seakan-akan ada alasan yang sah di balik perilaku tersebut.
Bagi figur publik seperti Paula Verhoeven dan Baim Wong, menjaga citra menjadi sangat penting.
Pengakuan perselingkuhan dapat berdampak besar pada karier, pandangan publik, dan citra mereka di mata penggemar.
Dalam kasus ini, menjaga citra publik tampaknya lebih penting daripada sekadar mengakui kebenaran.
Paula memilih bungkam dan tidak terlalu memberikan klarifikasi panjang lebar, mungkin untuk meminimalisir spekulasi lebih lanjut dan menghindari eksploitasi media.
Dalam beberapa kasus, ketidakmauan untuk mengakui perselingkuhan juga bertujuan melindungi pihak ketiga yang terlibat.
Mereka yang terlibat perselingkuhan mungkin tidak ingin pasangan resmi atau orang lain mengetahui identitas dari pihak ketiga untuk menghindari dampak buruk yang dapat dialami pihak tersebut, termasuk ancaman fisik atau verbal.
Pada kasus Baim dan Paula, keterlibatan teman dekat sebagai pihak ketiga menjadi salah satu faktor yang memperumit situasi, karena hal ini dapat menimbulkan masalah antar sahabat.
Mengakui perselingkuhan bukanlah perkara mudah.
Bagi sebagian orang, pengakuan ini melibatkan dilema emosional dan moral yang besar, seperti mempertimbangkan dampak jangka panjang pada anak-anak atau orang tua mereka.
Baca Juga: Psikolog Soroti Sikap Tenang Paula Verhoeven di Sidang Cerai, Sebut Ibu Kiano Wanita Tangguh
Keputusan untuk mengakui atau menyangkal juga dipengaruhi oleh aspek nilai-nilai pribadi, etika, serta persepsi individu tentang benar dan salah.
Kasus Paula Verhoeven dan Baim Wong menunjukkan bahwa perselingkuhan bukan hanya soal kesetiaan, melainkan melibatkan kompleksitas psikologis, sosial, dan emosional.
Pada akhirnya, setiap pasangan mungkin memiliki cara tersendiri untuk menghadapi isu seperti ini, baik dengan cara terbuka, atau memilih bungkam demi kebaikan bersama.
Bagi banyak orang, ketidakmauan mengakui perselingkuhan merupakan upaya untuk menjaga apa yang masih bisa diselamatkan dari hubungan, dan menghindari konsekuensi yang lebih besar.
Namun, memilih untuk tetap diam juga bisa memperburuk situasi karena ketidakjujuran dapat menciptakan luka emosional yang dalam bagi kedua belah pihak.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR