Selain koneksi emosional, hubungan fisik juga merupakan aspek penting dalam pernikahan.
Ketidakpuasan dalam kehidupan seksual sering kali menjadi pemicu perselingkuhan, baik dari pihak pria maupun wanita.
Jika seorang wanita merasa tidak puas dengan kehidupan seksualnya, baik karena frekuensi yang terlalu jarang atau kualitas yang menurun, ia mungkin mencari kepuasan fisik dari orang lain.
Dalam kasus seperti ini, perselingkuhan bisa terjadi bukan hanya karena ketidaksetiaan emosional, tetapi juga sebagai bentuk kompensasi atas kebutuhan fisik yang tidak terpenuhi dalam pernikahannya.
Kurangnya keintiman fisik dalam pernikahan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk stres, kesibukan, masalah kesehatan, atau kurangnya komunikasi mengenai kebutuhan seksual masing-masing pasangan.
Wanita yang merasa tidak dihargai atau tidak diperhatikan dalam pernikahannya mungkin rentan terhadap perselingkuhan.
Penghargaan dan pengakuan adalah kebutuhan dasar dalam setiap hubungan, termasuk pernikahan.
Jika seorang wanita merasa bahwa suaminya tidak lagi menghargainya, baik sebagai istri, ibu, atau individu, hal ini bisa memicu perasaan kecewa dan tidak puas.
Perasaan ini dapat diperparah jika wanita merasa bahwa usahanya dalam menjaga rumah tangga, mengurus anak, atau mendukung karier suaminya tidak diakui.
Dalam kondisi seperti ini, ia mungkin mulai mencari pengakuan dan perhatian dari orang lain yang memberinya perasaan dihargai dan dihormati.
Komunikasi yang buruk adalah salah satu penyebab utama masalah dalam pernikahan, termasuk perselingkuhan.
Baca Juga: Baim Wong Dihujat karena Bongkar Aib Rumah Tangga, Apa Dampaknya untuk Anak?
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR