Nakita.id - Pengalaman paling berkesan seorang bidan jadi salah satu hal yang banyak menarik perhatian, terutama para Moms.
Kali ini, narasumber yang ingin berbagi kisahnya selama menjalani profesi bidan adalah bidan Helena Tawa yang saat ini bekerja di TZU CHI Hospital, Jakarta Utara.
Helena Tawa membagikan pengalamannya yang tidak mudah dalam meraih mimpinya sebagai bidan.
Perjuangan menjadi bidan
Menjadi bidan merupakan impian sedari kecil bagi Helena Tawa.
Hal itu bermula ketika Helena Tawa menyaksikan ibunya melahirkan tanpa ada yang menolong.
"Beranjak dari pengalaman menyaksikan ibuku melahirkan adikku yang ke-7 tanpa ada yang menolongnya saat itu dan ibuku sangat kesakitan. Dan akhirnya muncullah perasaan ingin menolong orang lain yang mengalami masalah yang sama yang di mana di desa saat itu tidak ada bidan.
"Semenjak hari itu, keinginan ini selalu mengingatkanku untuk mewujudkannya. Namun, dengan ekonomi keluarga yang tidak mendukung untuk tercapainya keinginan ini akhirnya mimpiku itu kukubur dalam-dalam hingga suatu ketika ku terbangun kembali," ungkap Helena Tawa.
Helena Tawa lantas merantau ke Jakarta dengan bekerja sebagai care giver dan baby sitter.
Baca Juga: Jarak Imunisasi Bayi di Puskesmas Menurut Bidan, Catat Jangan Sampai Ada yang Terlewat
Pengalaman paling berkesan dari seorang bidan Helena Tawa dimulai dari ketika dirinya bekerja keras dan menabung untuk bisa melanjutkan pendidikan di akademi kebidanan.
"Aku bangkit dari keterpurukkan itu dan beranjak ke Jakarta dari Sumba ( pulau kecil di NTT) untuk memulai semuanya.
"Saat itu saya memulainya dengan menjadi seorang care giver dan baby sitter. Bekerja, menabung dan akhirnya meraih mimpiku menjadi seorang bidan.
"Pada tahun 2016 saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan akademi kebidanan di salah satu sekolah tinggi ilmu Kesehatan di Jakarta pusat( STIK SINT CAROLUS).
"Dalam proses Pendidikan saya mulai menjalankan kegiatan melayani edukasi seputar laktasi dan treatment dalam mengatasi masalah-masalah dalam menyusui. Mendatangi rumah-rumah ibu baru/keluarga baru untuk membantu mereka dalam menyukseskan ASI EKSKLUSIF.
"Pada tahun 2019 saya menyelesaikan Pendidikan kebidanan dan melanjutkan magang di salah satu puskesmas di Jakarta utara," cerita Helena Tawa.
Helena Tawa memulai karir sebagai bidan di Rumah Sakit Cinta Kasih Tzu Chi pada Januari 2020.
"Memberikan pelayanan dengan berlandaskan cinta kasih merupakan hal yang ingin dilakukan oleh setiap bidan termasuk saya.
"Melayani setiap wanita dengan masalah yang beranekaragam membuat saya semakin yakin bahwa rumah ternyaman saya adalah disini. Memberi tanpa memikirkan imbalan dan saya pun menikmati menjalani pekerjaan ini," ungkapnya.
Baca Juga: Tips Memilih Bidan Jelang Persalinan, Catat Beberapa Hal Penting Ini
Pengalaman paling berkesan seorang bidan Helena Tawa ketika menolong pasien
Helena Tawa memiliki pengalaman berkesan dalam menolong pasien ketika dirinya baru 5 bulan menjadi bidan.
Pasien tersebut merupakan seorang ibu yang sudah menanti momongan selama 5 tahun.
"Saya bertemu dengan beliau diusia kehamilan beliau 32 minggu. Saya mulai membangun relasi dengan ibu tersebut hingga suatu ketika ia mengalami masalah dengan kehamilannya.
"Di usia kehamilan 35 minggu Ibu tersebut mengalami stres berat dikarenakan hasil pemeriksaannya dengan sorang spesialis kandungan mengatakan janinnya tidak dapat dipertahankan karena adanya penekanan pada tali pusat sehingga suplay nutrisi dan oksigen ke janin terhambat," ujar Helena Tawa.
Helena Tawa lantas berusaha mendampingi sang pasien dengan sabar dan berusaha memberikan motivasi.
"Saya melakukan pendekatan berdasarkan keyakinan saya bahwa 'bidan sebagai friendship dan partnership untuk setiap perempuan'.
"Saya mendampingi beliau dan memberikan motivasi dan kami berdua mencari alternatif lain untuk mengatasi masalah tersebut.
"Second opinion adalah hak setiap pasien sehingga tidak ada salahanya mencoba ke dokter spesialis lainnya," papar Helena Tawa.
Helena Tawa memberikan motivasi supaya sang pasien menjadi tenan. Hal itu jadi salah satu pengalaman paling berkesan bagi bidan Helena Tawa.
"Dan saya pun merekomendasikan seorang dokter yang saya kenal dan ibu tersebut mendapatkan edukasi dan penanganan yang membuatnya lebih tenang.
"Singkat cerita, janin tersebut dapat dipertahankan hingga usia kehamilan aterm dan proses persalinan pun berjalan lancar," jelasnya.
Membantu pasien dalam urusan menyusui
Pasien yang didampingi Helena Tawa tersebut berhasil melakukan persalinan dengan lancar.
Namun, ada masalah lain yang muncul yaitu masalah menyusui.
Pasien tersebut mengalami tekanan sehingga ASI-nya sulit keluar saat menyusui.
"Masalah baru muncul setelah kelahiran si bayi. Mungkin kebanyakan 'ibu baru' mengalami ini yakni masalah menyusui.
"Ibu tersebut memiliki keinginan yang besar untuk anaknya mendapatkan makanan utamanya ASI sehingga muncullah tekanan yang tanpa ia sadari telah membuatnya stress dan ASI pun tidak keluar," ungkapnya.
Helena Tawa kemudian mendampingi pasien dalam memberikan edukasi seputar menyusui.
"Akhirnya saya mendampingi beliau memberikan edukasi dan melakukan treatment breastcare. Dan saya memutuskan beberapa waktu saya mendampingi di rumah beliau sampai beliau benar-benar merasa percaya diri dalam menyusui si bayi.
"Ibu tersebut berhasil memberikan ASI eksklusif untuk si buah hati. Anaknya pun tumbuh dan berkembang dengan baik hingga saat ini.
"Berawal dari relasi yang saya bangun ini sampai saat ini saya merasa saya memiliki keluarga di rantauan," bebernya.
Itulah dia Moms, pengalaman paling berkesan bagi Helena Tawa selaku bidan. Sebenarnya masih banyak pengalaman lainnya yang didapat Helena Tawa.
Bidan Helena Tawa kemudian memberikan pesan kepada seluruh masyarakat.
"Satu hal yang ingin saya sampaikan di sini, bahwa segala sesuatu yang kita lakukan dengan ketulusan akan berdampak baik untuk kehidupan orang lain.
"Menyejahterakan kehidupan orang lain jangan tunggu melakukan hal yang besar namun cukup dengan tindakan kecil saja kita sudah menyelamatkan mereka dari penderitaan.
"Dan saya terus berharap agar saya tetap menjadi bidan yang terus mengedepankan kesejahteraan dan Kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Sebab, bangsa yang mandiri berawal dari generasi yang sehat dan mandiri pula," pungkasnya.
BERITA POPULER: Kondisi Lolly Anak Nikita Mirzani Membaik hingga Vadel Badjideh Sakit Pas Mau Diperiksa Polisi
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR