Cara kerja plester ini diharapkan bisa menjadi terapi terobosan untuk pengobatan kondisi mukosa seperti lichen planus oral (OLP) atau luka merah dan meradang.
Serta untuk stomatitis aftosa rekuren (SAR) atau sariawan berwarna kuning kekuningan.
Dimana kedua jenis sariawan tersebut menyebabkan lupa yang menyakitkan dan memengaruhi 1-2% populasi orang di dunia.
"Kondisi peradangan kronis seperti OLP dan SAR yang menyebabkan lesi oral yang erosif dan menyakitkan, memiliki dampak yang besar tehadap kualitas hidup (seseorang)," ungkap Dr Craig Murdoch, penulis utama dalam penelitian ini dikutip dari Phys.org.
BACA JUGA: Sammy Simorangkir Ungkap Ngidam Aneh Viviane, Mulai Dari Ferrari Hingga Pesawat
Saat ini biasanya sariawan dan luka di dalam mulut diobati dengan krim atau obat kumur yang digunakan pada seluruh bagian mulut.
Itu artinya, obat-obat tersebut tidak langsung menargetkan bagian sariawan sehingga kurang efektif.
"Perawatan saat ini terdiri dari penggunaan steroid dalam bentuk obat kumur, krim, atau salep, tetapi ini sering tidak efektif karena waktu kontak obat yang tidak kuat dengan bagian sariawan," ujar Dr Murdoch.
Source | : | Kompas.com,phys.org |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR