Atlet berusia 31 tahun ini memenangkan medali perak nomor ganda campuran Paralimpiade Rio 2016.
Perut buncit membuat dia harus melakukan penyesuaian dengan meletakkan tabung anak panah lebih rendah di bagian tengah tubuh. Cara mengangkat dan memegang busur pun berubah.
Dia juga memakai sepatu datar agar dia tetap berdiri stabil dalam olahraga yang butuh konsentrasi tinggi.
Meski begitu, tantangan lain muncul saat bayinya aktif bergerak.
“Bayinya tidak berhenti (bergerak). Bayinya berkata, 'apa yang kamu lakukan?' Suatu kehormatan nyata mengetahui bayinya ada di sana dan gelembung dukungan kecil yang saya miliki di perut saya," ujar Jodie, diberitakan The Guardian, Sabtu (31/8/2024).
Ibu satu anak itu sempat khawatir sang bayi akan bergerak saat pertandingan sehingga memengaruhi permainannya. Untungnya, dia rutin berlatih dengan pelatih sehingga terbiasa bertanding dan menggerakkan perut.
"Saya mengatakan, ibu mencintaimu, saya akan memelukmu sebentar lagi, lalu melanjutkan permainan saya. Kemudian, saya memberinya sedikit usapan setelahnya dan berkata semuanya baik-baik saja. Saya mendengar banyak suara, banyak detak jantung," tutur Jodie.
Pada kehamilan tujuh bulan, Jodie berada pada tahap yang sama ketika mengalami persalinan prematur saat mengandung putra sulungnya Christian yang kini berusia dua tahun.
Namun, Jodie bertekad menunjukkan dia bisa menjadi pesaing yang tangguh di Paralimpiade Paris 2024 meski berada di tahap akhir kehamilan.
Walau begitu, dia tetap memastikan arena pertandingan di Les Invalides tempatnya meraih medali perunggu berjarak delapan menit dari rumah sakit terdekat.
Dia juga menghabiskan minggu terakhirnya keluar-masuk rumah sakit untuk pemeriksaan.
Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele, Ini Bahaya Ibu Hamil Mengalami Stres karena Dibully
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR