Nakita.id - Kenali ukuran gumoh pada bayi, bagaimana kondisi yang aman dan harus diwaspadai?
Bayi kerap kali mengalami gumoh, apalagi setelah anak menyusu.
Dalam kondisi biasa, gumoh tidak perlu dikhawatirkan.
Sampai usia anak 12 bulan, bayi masih sering muntah atau gumoh.
Yang membedakan adalah penyebabnya yang kadang juga bisa disebabkan gangguan kesehatan.
Melansir dari laman IDAI, gumoh memiliki volume yang bervariasi.
Pada umumnya, gumoh hanya 1-2 sendok makan setelah menyusu.
Bayi yang mengalami gumoh normal masih terlihat aktif, nyaman dan peningkatan berat badan yang baik.
Tanda gumoh normal juga anak tidak mengalami gangguan pernapasan.
Biasanya, gumoh berlangsung kurang dari 3 menit, terjadi setelah makan dan tidak menimbulkan gejala lain.
Setelah tahu kondisi normal bayi gumoh, berikut ini adalah kondisi muntah atau gumoh yang berbahaya untuk anak seperti dilansir dari berbagai sumber.
Baca Juga: Bayi Gumoh Terus-menerus? Jangan Khawatir, Ini Cara untuk Mengatasinya
1. Refluks Gastroesofageal (GERD)
GERD adalah kondisi kronis di mana isi lambung kembali naik ke kerongkongan secara berulang-ulang. Ini bisa menyebabkan gumoh yang berlebihan, terutama setelah makan.
Gejala GERD pada anak-anak termasuk kesulitan makan, iritabilitas, dan gangguan tidur.
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, GERD dapat mengakibatkan kerusakan pada kerongkongan.
2. Stenosis Pylorus
Stenosis pylorus adalah penyempitan otot yang menghubungkan lambung dengan usus kecil.
Kondisi ini umumnya terjadi pada bayi laki-laki dan dapat menyebabkan muntah yang kuat setelah makan.
Bayi dengan stenosis pylorus cenderung kehilangan berat badan karena mereka kesulitan untuk makan dan mencerna makanan dengan baik. Ini adalah kondisi darurat dan memerlukan perawatan bedah segera.
3. Infeksi Saluran Pencernaan
Infeksi virus atau bakteri dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan gumoh pada anak-anak.
Infeksi seperti gastroenteritis dapat memicu muntah dan diare. Biasanya, kondisi ini akan membaik dengan sendirinya setelah beberapa hari, tetapi penting untuk menjaga hidrasi anak agar tidak terjadi dehidrasi.
Baca Juga: Ketahui Perbedaan Gumoh dan Muntah pada Bayi Agar Tak Salah Menangani
4. Alergi Makanan
Alergi makanan, terutama alergi susu sapi atau alergi terhadap protein kedelai pada bayi, dapat menyebabkan gumoh.
Anak yang alergi makanan biasanya juga memiliki gejala lain seperti ruam kulit, diare, atau kesulitan bernapas setelah makan makanan tertentu.
5. Pencernaan yang Lambat
Pencernaan lambat atau motilitas lambung yang buruk dapat menyebabkan makanan tinggal terlalu lama dalam lambung, yang kemudian dapat menyebabkan gumoh.
Ini bisa menjadi masalah pada anak-anak dengan gangguan motilitas lambung atau masalah seperti gastroparesis.
6. Obstruksi Usus
Obstruksi usus dapat menyebabkan muntah dan merupakan kondisi serius yang memerlukan perawatan segera.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh adanya sumbatan dalam usus, seperti hernia inguinal pada bayi laki-laki.
Anak yang muntah dengan hebat dan menunjukkan tanda-tanda nyeri perut harus segera diperiksa oleh tenaga medis.
7. Intoleransi Laktosa
Baca Juga: Jangan Panik! Begini Cara Mengatasi Bayi Gumoh yang Aman dan Benar
Intoleransi laktosa adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa, gula yang terdapat dalam susu.
Ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti perut kembung, gas, dan gumoh setelah mengonsumsi produk susu.
Intoleransi laktosa biasanya muncul pada masa anak-anak lebih tua atau remaja.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR