Nakita.id – Menyusui secara eksklusif memiliki manfaat kesehatan bagi bayi dan ibu.
Hal ini tidak lain karena ASI memberi bayi nutrisi yang ideal dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan.
Semua yang dibutuhkan bayi tersedia di dalam air susu ibu seperti vitamin, mineral, dan antioksidan.
ASI mengandung antibodi yang membantu bayi melawan virus dan bakteri.
Sehingga dapat membantu melindungi bayi dan ibu dari penyakit dan penyakit tertentu.
Oleh karena itu, banyak ahli sangat menganjurkan untuk menyusui secara eksklusif selama 6 bulan.
Setelah pengenalan makanan lain, disarankan untuk terus menyusui selama tahun pertama kehidupan bayi.
Selain beberapa hal yang telah disebutkan, cari tahu secara lengkap manfaat menyusui bagi bayi.
Stunting merupakan masalah yang menjadi perhatian serius.
Kondisi stunting dalam jangka panjang akan berpengaruh pada ukuran tubuh anak ketika dewasa.
Tidak hanya itu, stunting juga memengaruhi kecerdasan intelektual, kondisi ekonomi, dan lainnya.
Baca Juga: Biaya Layanan Konsultasi Gizi di Puskesmas untuk Mencegah Stunting
Upaya pencegahan bisa diawali dengan menerapkan pola hidup dan melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) dan memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif.
Hal ini karena pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan risiko stunting pada buah hati.
Sebab, ASI mengandung sejumlah nutrisi penting yang dibutuhkan bayi di awal kehidupannya, seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.
ASI sarat dengan antibodi yang membantu bayi melawan virus dan bakteri, yang sangat penting pada bulan-bulan awal yang rentan.
Ini khususnya berlaku untuk kolostrum, susu pertama.
Dilansir dari Healthline, kolostrum menyediakan imunoglobulin A (IgA) dalam jumlah tinggi, serta beberapa antibodi lainnya.
Saat terpapar virus atau bakteri, tubuh mulai memproduksi antibodi yang kemudian masuk ke dalam susu.
IgA melindungi bayi agar tidak sakit dengan membentuk lapisan pelindung di hidung, tenggorokan, dan sistem pencernaan bayi.
Formula tidak memberikan perlindungan antibodi untuk bayi.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa bayi yang tidak disusui lebih rentan terhadap masalah kesehatan seperti pneumonia, diare, dan infeksi.
Menyusui meningkatkan berat badan yang sehat dan membantu mencegah obesitas pada masa kanak-kanak.
Baca Juga: 5 Pilar Sanitasi Lingkungan, Cegah Stunting dan Penyakit Lain Datang
Penelitian menunjukan bahwa menyusui selama lebih dari 4 bulan memiliki penurunan yang signifikan dalam kemungkinan bayi mengalami kelebihan berat badan dan obesitas.
Hal ini bisa terjadi karena perkembangan bakteri usus yang berbeda.
Bayi yang disusui memiliki jumlah bakteri usus menguntungkan yang lebih tinggi, yang dapat memengaruhi penyimpanan lemak.
Lebih lanjut lagi, bayi yang diberi ASI juga memiliki lebih banyak leptin dalam sistemnya daripada bayi yang diberi susu formula.
Leptin adalah hormon kunci untuk mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak.
Bayi yang disusui juga mengatur sendiri asupan susunya.
Mereka lebih baik makan hanya sampai mereka puas dengan rasa lapar mereka, yang membantu mereka mengembangkan pola makan yang sehat.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa menyusui bayi secara eksklusif mencegah bayi menderita penyakit tertentu.
Dilansir dari Parents, manfaat menyusui mengurangi risiko virus, gastroenteritis, infeksi telinga, dan infeksi pernapasan.
Menurut American Diabetes Association, bayi yang disusui memiliki risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 1 dan kelebihan berat badan atau obesitas di kemudian hari, yang merupakan faktor risiko diabetes tipe 2.
Selain itu, penelitian telah menghubungkan pemberian ASI atau menyusui yang berkepanjangan dengan penurunan risiko leukemia dan limfoma pada anak.
Baca Juga: Jangan Asal Sebut Moms, Anak Bertubuh Pendek Belum Tentu Terkema Stunting Ini Fakta Penjelasannya
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR