Nakita.id - Yuk, Moms ketahui faktor risiko dari kanker leher rahim. Bagaimana sih cara mencegahnya?
Kanker leher rahim atau kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang cukup menjadi keprihatinan.
Melansir dari WHO, tahun 2020 sebanyak lebih dari 600.000 kasus baru kanker serviks ditemukan.
Sementara itu, 342.000 perempuan meninggal karena jenis penyakit yang satu ini.
Biasanya, kanker serviks ditemukan pada perempuan yang berusia 35 hingga 40 tahun.
Moms wajib mengetahui apa sih yang bisa meningkatkan risiko kanker yang satu ini.
Melansir dari American Cancer Society, human papilloma virus atau HPV menjadi penyebab utama kanker serviks.
HPV bisa menginfeksi sel tubuh dinding genital, anus, mulut, serta tenggorokan.
Tak hanya itu saja, virus yang satu ini juga bisa menginfeksi melalui permukaan kulit.
Maka dari itu, sebenarnya seseorang bisa saja tertular tidak hanya melalui hubungan intim saja.
Bersentuhan kulit dengan penderita juga berisiko besar untuk tertular.
Melansir dari NHS, hal ini bisa digejalai dengan adanya bintil di sekitar kemaluan.
Tak hanya perempuan saja, virus ini juga bisa menginfeksi laki-laki.
Memiliki riwayat kebiasaan berhubungan seksual yang kurang baik juga bisa meningkatkan risiko ini.
Misalnya, menjadi aktif secara seksual sebelum usia 18 tahun menjadi salah satunya.
Tak hanya itu seseorang yang memiliki pasangan seksual lebih dari satu juga meningkatkan risiko kanker serviks.
Apa hubungannya kebiasaan merokok dengan risiko kanker leher rahim?
Rokok memiliki kandungan zat yang bersifat memicu kanker.
Bahkan, perempuan dengan kebiasaan merokok dua kali lebih rentan mengalami kanker serviks dibandingkan yang tidak merokok.
Seseorang yang memiliki pola makan kurang baik biasanya memiliki asupan gizi yang kurang baik juga.
Hal ini menyebabkan Moms menurun sistem imunitasnya.
Pastikan Moms memiliki imunitas yang baik dengan mengonsumsi makanan bernutrisi agar terhindar dari penyakit ini.
Pertama, Moms bisa mengikuti program imunisasi HPV.
Vaksin HPV bisa ditemukan informasinya di fasilitas kesehatan terdekat seperti rumah sakit dan puskesmas.
Biasanya, vaksin HPV diberikan sebanyak tiga dosis dengan jarak satu dan enam bulan.
Tak hanya itu, Moms juga penting untuk melakukan pemeriksaan kanker serviks.
Hal ini penting untuk mendeteksi adanya risiko kanker agar bisa ditangani lebih dini.
Mendeteksi kanker serviks cenderung sulit untuk dilakukan dan dengan pengamatan kasat mata saja, Moms.
Melansir dari Mayo Clinic, cara mendeteksi kanker serviks harus dilakukan melalui pengamatan di laboratorium.
Ada dua teknik uji bernama pap test dan HPV DNA tes.
Melansir dari Mayo Clinic, dokter akan meminta sampel dari Moms yang akan diteliti di laboratorium.
Nantinya akan diteliti apakah ditemukan adanya sel abnormal yang meningkatkan risiko kanker serviks.
Apabila dinyatakan ada risiko kanker serviks, pihak dokter akan menyarankan berbagai macam perawatan untuk mencegah sel kanker semakin berkembang.
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR