Nakita.id - Mengasuh anak memasuki usia remaja perlu ketelatenan dari orangtua.
Pada fase mengasuh anak memasuki usia remaja orangtua harus menyadari jika ada banyak perubahan yang nantinya akan terjadi.
Mengasuh anak memasuki usia remaja perlu campur tangan orangtua karena saat itu mereka mengalami perubahan yang begitu cepat.
Agar anak remaja tumbuh dengan baik, Moms perlu memastikan mereka tumbuh dan berkembang secara sehat.
Maka dari itu, ketika remaja pemeriksaan kondisi kesehatan harus rutin dilakukan.
Hal ini menjadi wajib karena dengan pemeriksaan Moms bisa melihat kondisi mereka.
Pemeriksaan juga dilakukan untuk mendeteksi apakah adakah anak memiliki gangguan pada kesehatannya atau tidak.
Dengan melakukan pemeriksaan secara dini, Moms jadi tahu langkah preventif apa yang harus dilakukan jika melihat adanya masalah dari tumbuh kembangnya.
Berbeda dari anak-anak, pemeriksaan seperti inilah yang harus dilakukan ketika mengasuh anak memasuki usia remaja.
Pemeriksaan kondisi kesehatan anak remaja terdiri dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan emosional.
Dalam wawancara eksklusif bersama Nakita, dr. Abdullah Reza, Sp.A, Dokter Spesialis Anak dari RSIA Bunda Jakarta mengatakan untuk pemeriksaan fisik ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Seperti tinggi badan anak dewasa, apakah tinggi badannya sudah ideal sesuai dengan umurnya.
Ketika bertambahnya usia tinggi badan dan berat badan seharusnya ikut bertambah.
Karena tinggi badan merupakan indikator untuk menentukan status gizi pada anak.
Status gizi yang baik perlu diperhatikan untuk mencegah anak dari stunting.
Jangan sampai tinggi badan, berat badan anak remaja mengalami perbedaan dari teman-teman sebayanya.
"Pemeriksaan fisik seperti tinggi badan, berat badan dan postur tubuh," ungkap dr. Abdullah.
Baca Juga: Mengasuh Anak Memasuki Usia Remaja, Hal Seperti Ini yang Biasanya Anak Inginkan Dari Orangtua
Tak hanya itu, pemeriksaan kesehatan juga diberlakukan untuk pemeriksaan seks sekunder.
Sangat penting bagi anak remaja untuk mengetahui perubahan fisik masing-masing.
Tanda-tanda perubahan seks sekunder untuk remaja perempuan bisa ditandai dengan payudara yang mulai membesar, pinggul melebar, dan tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan dan ketiak.
Untuk pemeriksaan sekunder remaja laki-laki terlihat dari adanya perubahan suara, tumbuhnya jakun, penis yang bertambah besar, mengalami ejakulasi dan tumbuh kumis juga bulu di sekitar kemaluan dan ketiak.
Adapun pemeriksaan sek primer untuk anak remaja.
Tanda-tanda ini meliputi dengan pemeriksaan organ reproduksi.
Bagi remaja laki-laki dilihat dari mimpi basah dan remaja perempuan bisa dilihat dari adanya haid atau menstruasi.
Pemeriksaan kondisi kesehatan anak remaja juga diperlukan untuk melihat apakah fungsi mata dan pendengaran anak remaja baik atau tidak.
"Tanda-tanda seks sekunder, pemeriksaan yang lain seperti mata, pendengaran yang mendukung dari kualitas anak," sambungnya.
Dalam mengasuh anak memasuki usia remaja perubahan fisik juga bisa dilihat dari perubahan kejiwaannya.
Memasuki usia remaja, emosional mereka jauh lebih sensitif.
Anak remaja sangat mudah sekali sedih, cemas, khawatir berlebihan frustasi dan senang dalam satu waktu.
Pemeriksaan kondisi emosional anak menurut dr. Abdullah bisa dilihat melalui serangkaian pemeriksaan psikotest.
Nantinya dokter akan melihat bagaimana cara mereka untuk berinteraksi dengan orang yang ada di sekitarnya.
Kemudian ketika anak dilanda kecemasan yang membuatnya stres, dokter akan melihat bagaimana anak remaja mengatasi perasaan yang kurang menyenangkan ini.
Pasalnya, anak remaja memiliki keingintahuan yang begitu besar, dikhawatirkan perasaan cemas yang mereka miliki ini disalurkan kepada perilaku yang membahayakan dirinya.
"Untuk emosionalnya, bisa melakukan pemeriksaan psikotes dan juga IQ. Kita juga harus menilai bagaimana hubungan anak tersebut dengan teman-temannnya, bagaimana anak tersebut tingkat stresnya dan bagaimana cara dia merespons stres tersebut.
Untuk pemeriksaan kondisi kesehatan anak remaja, orangtua bisa langsung mengkonsultasikannya ke dokter spesialis anak terdekat untuk melihat apakah kondisi kesehatan fisik dan mentalnya masih ada di dalam batas wajar atau tidak.
Setiap dokter anak wajib memeriksakan hal tersebut," pungkas dr. Abdullah.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR