Nakita.id - Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada anak merupakan hal wajib yang harus dilakukan para Moms setelah melahirkan.
Pemberian ASI eksklusif pada anak sendiri sangat dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang sang buah hati agar menjadi lebih optimal.
Setiap orang pasti tahu yang bertanggung jawab untuk memberikan ASI eksklusif tersebut adalah seorang ibu.
Pasalnya, para Moms memang ditakdirkan untuk melahirkan, dan menyusui.
Namun, perlu diingat, kegiatan menyusui bukan perkara yang mudah untuk dijalani para Moms.
Butuh tenaga ekstra, dan perjuangan untuk memberikan ASI eksklusif pada anak.
Agar pemberian ASI ekslusif berjalan lancar, para Moms juga harus pandai menjaga suasana hatinya.
Apabila suasana hati Moms sedang tidak enak, kemudian Moms merasa tertekan atau stres, maka bisa menghambat keluarnya ASI.
Maka dari itu, dalam pemberian ASI eksklusif, sebenarnya Moms tidak bisa seorang diri.
Peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif pada anak juga sangat dibutuhkan.
Meskipun secara kodrati tidak bisa menyusui Si Kecil, tapi Dads bisa melakukan berbagai cara untuk memperlancar pemberian ASI eksklusif pada anak.
Menurut Psikolog Anak dan Keluarga Astrid WEN, M. Psi dari Klinik Pion Clinician, peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif sangat dibutuhkan untuk memberikan dukungan kepada Moms.
"Peran ayah sebenarnya sangat besar dalam mendukung ibu, memberikan ASI eksklusif untuk sebagian besar ibu kadang tidak mudah ya, kadang ibu merasa kecapekan, butuh tidur, atau ibu sedang dalam kondisi sakit. Mungkin juga ada saat-saat dimana ibu tidak selalu bisa menjadi orang yang menyusui anak, jadi sebenarnya saat ibu dalam kondisi-kondisi sulit seperti itu, bisa sekali ayah yang memberikan susu kepada anak," kata Astrid dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Kamis (4/11/2021).
Apabila Moms tidak bisa memberikan ASI secara langsung kepada anak karena kelelahan, maka Dads bisa mengambil peran.
Dads bisa bantu Moms menyusui Si Kecil dengan memasukkan ASI yang sudah dipompa ke dalam botol dan kemudian diberikan kepada anak.
Selain itu, bisa juga Dads membantu mempersiapkan peralatannya, memastikan kebersihan tempat susunya.
Senada dengan Astrid, Rahmat Hidayat Co-Founder Komunitas Ayah ASI Indonesia juga sepakat bahwa peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif sangat penting.
"Penting sekali, karena dari awal kita selalu menekankan slogan kita, ‘Bikinnya berdua, ngurus anaknya juga berdua’. Jadi, memang dari awal bapak-bapak terlibat dalam proses kehamilan misalnya, persalinan, menyusui, dan sebagainya," kata Rahmat dalam wawancara eksklusif bersama Nakita.id, Sabtu (6/11/2021).
Bahkan, menurut Rahmat, pasangan suami istri wajib berdiskusi tentang menyusui ini sebelum terjadinya kehamilan.
Diharapkan juga agar para pasangan mencari tahu apa yang dimaksud dengan menyusui dan apa saja manfaatnya.
Rahmat juga menjelaskan, para ayah juga bisa membuat ASI Moms keluar deras dengan cara membuat Moms terus merasa tenang.
Dads juga harus mau berbagi tugas di rumah agar para istri tidak terlalu kelelahan.
Karena kelelahan yang berlebih, juga bisa menghambat keluarnya ASI.
"Kita tahu bahwa salah satu unsur yang bikin ASI keluar deras, ibu tenang menyusui itu ada yang namanya hormon oksitosin. Hormon ini tergantung dari faktor psikis ibu, orang yang paling dekat untuk menenangkan ibu adalah suami, jadi suami pintar-pintar menjaga perasaan istirnya, menjaga kelelahan istrinya agar tidak berlebih, dan salah satu caranya adalah dengan berbagi tugas di rumah," jelas Rahmat.
Hal itulah yang membuat Rahmat menyarankan para pasangan untuk mencari tahu soal menyusui sebelum terjadinya kehamilan agar para pasangan juga bisa menentukan pembagian tugas di rumah ketika anak baru lahir ke dunia.
"Kenapa kita menyarankan agar mencari tahu soal menyusui sebelum kehamilan adalah, agar adanya diskusi terkait pembagian tugas tadi. Sering kali karena dianggap sama-sama orang dewas jadi sudah mengerti, dan tidak pernah didiskusikan, dan begitu punya anak ribut dan sebagainya, sehingga bisa ketemu titik tengahnya dan ayah bisa ikut berperan dalam proses menyusui," tutup Rahmat.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR