Nakita.id - Melakukan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memang bukan perkara yang cukup sederhana.
Bagaimana tidak? Para guru diwajibkan untuk dapat memberikan materi pelajaran setiap harinya dari jarak jauh.
Guru sendiri tidak bisa terjun langsung secara tatap muka memberikan materi kepada muridnya karena adanya pandemi Covid-19.
Orangtua lah yang berperan untuk mendampingi sang buah hati belajar di rumah selama ini.
Kini orangtua juga harus mampu berperan sebagai guru di rumah untuk anak-anaknya.
Para orangtua harus mampu memastikan bahwa sekolah di rumah ini tetap harus berjalan efektif.
Karena tanpa bantuan orangtua yang mendampingi anaknya masing-masing, maka proses PJJ ini tidak akan berjalan baik.
Pasalnya guru sendiri tidak bisa terjun langsung mendidik dan mengawasi siswa dan siswi.
Namun mendampingi anak belajar di rumah tentu memang bukan perkara yang mudah bagi kebanyakan orangtua.
Mengingat setiap anak memiliki karakter dan gaya belajar yang berbeda.
Kebanyakan orangtua mungkin tidak mampu memahami bagaimana gaya belajar yang disenangi oleh buah hatinya.
Sehingga sang buah hati menjadi tidak semangat untuk belajar di rumah.
Hal tersebut tentu membuat banyak orangtua khawatir, bahkan salah satu orangtua mengatakan selama proses PJJ anak menjadi kurang mengerti dengan materi pembelajaran yang diberikan oleh gurunya.
Selain itu anak-anak juga menjadi kurang bertanggung jawab dengan tugasnya masing-masing.
"Anak-anak kurang mengerti sama pelajarannya, terus jadi kurang tanggung jawab sama tugasnya," ujar Suhartati orangtua murid dari SDI Taman Harapan, Bekasi, Jawa Barat dalam peliputan khusus bersama Nakita.id, Kamis (01/07/2021).
Terkait masalah tersebut salah seorang Psikolog sekaligus guru di SDNP Tunas Global, Depok Jawa Barat, yang bernama Cristina Ambarini, S. Psi, menegaskan selama proses PJJ orangtua diharapkan tidak menuntut anak untuk mendapatkan nilai yang sama seperti saat sekolah tatap muka.
Pasalnya menjalani sekolah di sekolah dengan di rumah tentu berbeda. Saat bersekolah di rumah tentu anak akan lebih mudah jenuh.
"Orangtua jangan berekspektasi tinggi kepada anak untuk mendapatkan nilai yang sama seperti belajar offline karena pasti anak kan juga punya stresor sendiri saat belajar di rumah, misalnya rasa jenuh. Itu bisa menjadi penyebab anak menjadi tidak fokus saat pembelajaran (daring), akhirnya anak jadi kurang mengerti," ungkap Cristina dalam wawancara mendalam bersama Nakita.id, Minggu (04/07/2021).
Untuk mengatasi hal tersebut Cristina juga menyarankan agar orangtua bukan hanya mendampingi anaknya belajar saja, tapi juga ajak anak untuk mengulang pembelajaran yang sudah diberikan gurunya.
"Mendampingi anak belajar, atau mengulang kembali pembelajaran setelah bekerja, bertanya mana pelajaran yang dirasa kurang mampu," tutup Cristina.
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR