Nakita.id - Munculnya kerajaan-kerajaan baru di Indonesia membuat banyak masyarakat Indonesia belakangan ini heboh.
Awalnya, kerajaan-kerajaan tersebut muncul diawali dengan munculnya sebuah kerajaan di Purworejo dengan nama Keraton Agung Sejagat.
Sekelompok orang tersebut mendirikan 'kerajaan' di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah yang tentu membuat warga resah.
Baca Juga: Terungkap Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, Sang Ratu Ternyata Sutradara dan Lulusan Luar Negeri
Bukan tanpa alasan, keresahaan warga timbul karena sekelompok orang yang menjadi bagian dari Keraton Agung Sejagat ini menngaku diri bahwa kerajaan yang mereka bangun berdiri setelah 500 tahun berakhirnya masa kerajaan Majapahit.
Tak tanggung-tanggung, anggota Keraton Agung Sejagat ini sudah mencapai 450 orang.
Laiknya sebuah kerajaan yang memiliki Raja dan Ratu.
Toto Santosa Hadiningrat disebut menjadi pemimpin Keraton Agung Sejagat.
Lalu, Dyah Gitaraja yang ternyata bukanlah istri dari Toto Santosa Hadiningrat didaulat sebagai Kanjeng Ratu.
Namun kini baik Toto dan Dyah Gitaraja atau yang kemudian dikenal dengan nama asli Fanni Aminadia telah ditahan pihak kepolisian setempat.
Toto dan Fanni diamankan Polda Jawa Tengah pada Selasa (14/1/2020).
Hal tersebut disampaikan oleh Dandim 07/08 Purworejo, Letkol Muchlis Gasim.
Baca Juga: Ada Makam Bayi dan Gumpalan Daging di Kontrakannya, Benarkah Ratu Keraton Agung Sejagat Keguguran?
"Memang benar, raja dan isteri Keraton Agung Sejagat (KAS) sudah diamankan di Polres," ujar Gasim kepada Tribunjateng, Selasa (14/1/2020).
Tertangkapnya Toto dan Fanni justru jadi rezeki bagi seorang penjahit di Sleman.
Pasalnya, kostum atau seragam yang dimiliki oleh KAS merupakan seragam yang sudah dijahit sejak November 2019 lalu di Sleman.
Seragam tersebut dijahit di penjahit khusus drumband yang berada di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Sang pemilik mengaku bila Fanni-lah yang memesan seragam melalui pesan WhatsApp pada November 2019 lalu.
Mengutip dari Kompas.com, sang pemilik yang bernama Wahyu Agung Santoso mengaku bila ia diminta menjahit 300 set seragam KAS.
Pemilik Putro Moelyono Drumband ini mengatakan biaya seragam sekitar Rp600 ribu hingga Rp900 ribu per-setnya.
Fanni memesan kostum sesuai Kerajaan Brunei Darussalam namun dalam pembuatan dilakukan desain ulang disesuaikan permintaan.
Setelah terjadi kesepakatan, harga satu setel seragam itu sekitar Rp900.000.
Sang ratu memesan 297 setel seragam dan 5 setel seragam khusus untuk raja, ratu dan anak.
Untuk seragam khusus dihargai Rp600.000 karena membawa bahan sendiri.
Harga tersebut termasuk topi, celana, dan aksesorisnya.
Saat itu, Fanni membayar tanda jadi Rp1.000.000.
"Saya tidak sempat tanya, seragam ini untuk apa. Karena saya kira untuk drumband atau kegiatan kebudayaan itu, kan rata-rata yang buat ke sini untuk itu," kata Wahyu kepada wartawan di rumahnya.
Wahyu atau sering dipanggil Koko mengerjakan bersama seragam pada bulan November 2019 sampai 6 Januari 2020.
Pengerjaan kostum dilakukan oleh 12 orang dan mengerjakannya dengan sistem borongan.
Dirinya mengirimkan secara bertahap ke rumah kontrakan pasangan Raja KAS yakni Toto Santoso dan sang Ratu KAS Fanni Aminadia di wilayah Godean Sleman.
Pengiriman sampai 5 kali. Ada yang sekali kirim 15 setel, 50 setel dan paling banyak 200 setel.
Untuk pembayaran pun dibayar secara lunas oleh keduanya.
Selama pemesanan, Fanni tak menunjukan gelagat aneh, sehingga dirinya menganggap wajar pesanan sebanyak itu.
"Pertama itu dia transfer Rp25 juta dan setiap 3 hari sekali transfer itu sampai lunas. Jadi kalau masalah pembayaran alhamdulilah tidak ada kendala," ucap Koko.
Sampai akhirnya, Wahyu diberitahu kenalannya bahwa seragam pesanannya masuk televisi pada Senin (13/1/2020).
Ada pun seragam baju berwarna hitam dengan ornamen kuning pada kerah.
Pada pundak ada sejenis pangkat yang bertulis aksara Jawa yang dalam bahasa Indonesia 'Keraton Agung Sejagat'.
Untuk topi terdapat lambang mirip kompas dan logo PBB di tengahnya.
Ada logo bintang dan mahkota. Di samping logo terdapat 2 buah gambar kapas yang bagian bawahnya terdapat sebuah tulisan 'IMPERIAL FORCES'.
"Saya lihat TV kok ternyata seragamnya dipakai seperti itu. Ya perasaannya kaget-kaget senang saya Mas saat itu," ucap Koko.
"Banyak yang ke sini untuk foto-foto dengan seragam itu," kata Koko.
Source | : | Kompas.com,TribunJateng |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR