Nakita.id - Moms, tentu saja keadaan di rumah tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan.
Ada saja hal-hal terjadi yang mengubah mood atau membuat Moms marah.
Umumnya, hal-hal itu berhubungan dengan kelakuan Si Kecil.
Anak makan di dalam kamar tidur sehingga membuat kasur menjadi kotor, atau menumpahkan semua mainan ke lantai tanpa mau membereskan lagi, pasti menjadi hal yang mudah menyulut amarah Moms.
Baca Juga : Sarwendah Pilih Melahirkan di Luar Negeri Demi Kenyamanan, Ternyata Ini yang Perlu Dipersiapkan
Belum lagi ketika mereka menumpahkan makanan dengan sengaja karena tak mau memakannya, sehingga membuat Moms harus membersihkan sekaligus menyiapkan makanan yang baru.
Umumnya, Moms langsung berteriak ketika menghadapi hal-hal seperti itu.
Terlebih ketika hal itu terjadi pada malam hari, saat tenaga Moms sudah habis terkuras setelah mengurus anak sepanjang hari.
Tak sekali-dua kali Moms jadi menyalahkan Dads karena tak pernah mengalami situasi semacam itu saat bersama anak.
Baca Juga : Resep dan Bahan MPASI 12 Bulan Sederhana: Biskuit Sereal dan Yogurt Kaya Kalsium
Kalau Moms sudah naik pitam, anak kerap merasa ketakutan dan membuat suasana antara Moms dan anak mendadak terasa jauh.
Tak jarang juga, anak bakal menganggap teriakan Moms sebagai rasa benci.
Kalau sudah begini, anak pun menjauh karena merasa Moms tidak menyayanginya lagi.
Sebaliknya, moms pun menyesal karena merasa terlalu keras pada anak.
Baca Juga : Akibat Spons Cuci Piring Jarang Diganti, Ini Dampaknya Bagi Tubuh
Bagaimana pun, terkadang mereka masih bertindak dengan alam berpikir anak balita yang masih belum matang.
Agar anak tidak merasa dibenci karena dimarahi, dan Moms tidak menyesal belakangan, ikuti hal yang perlu dilakukan usai memarahi anak:
1. Menenangkan diri
Kelelahan atau frustrasi kerap menjadi pemicu Moms mudah marah.
Ketika hal itu terjadi, sebaiknya Moms ambil beberapa menit untuk menenangkan diri dan menyadari apa yang menyebabkan Moms dengan mudah meledakkan amarah.
Beritahukan kepada anak-anak bahwa Moms membutuhkan waktu untuk menenangkan hati.
Di satu sisi, cara ini dapat menjadi pembelajaran untuk anak, bahwa mereka memerlukan waktu untuk memahami apa yang dirasakan sebelum akhirnya melupakan kejadian yang menyebalkan tersebut.
Baca Juga : Seorang Dokter 'Menipu' Pasien Selama 14 Tahun, Aksinya Justru Tuai Pujian! Kok Bisa?
2. Meminta maaf
Setelah suasana hati tenang, meminta maaf adalah hal yang penting.
Minta maaflah pada anak atas kemarahan yang Moms tunjukkan, dan karena membuat anak ketakutan.
Juga, karena Moms tidak dapat bereaksi dengan cara yang lebih baik untuk menghadapi masalah tersebut.
Baca Juga : Tak Biasa, 5 Artis Ini Setiap Hari Makan Bunga agar Punya Wajah yang Selalu Cantik
Cara ini dapat mengajarkan anak bahwa terkadang manusia membuat pilihan yang salah, namun tetap harus bertanggung jawab dan meminta maaf ketika itu terjadi.
3. Jelaskan alasannya
Berikan penjelasan kepada anak apa yang membuat Moms marah, dan bahwa Moms marah atas perbuatan yang dilakukan anak, dan bukan benci padanya.
Sampaikan kepada anak bahwa Moms sedang lelah, stres atau sudah kehabisan tenaga, yang kemudian membuat Moms mudah kesal ketika melihat rumah berantakan atau makanan tumpah.
Baca Juga : #5MenitAja Meracik Bubuk Kopi Bakar untuk Usir Nyamuk Demam Berdarah
4. Memaafkan diri sendiri
Semua orang pasti pernah membuat kesalahan.
Dari kesalahan itu tentunya akan terpicu keinginan untuk memperbaiki diri.
Karenanya, usai memarahi anak, hal terakhir yang harus dilakukan oleh Moms adalah menghapus rasa bersalah, karena Ibu dan anak mendapat pelajaran yang berharga dari kejadian tersebut.
Nah, Moms, tak usah menyesal setelah memarahi anak, ya.
Karena, anak tetap harus ditegur jika berbuat salah.
Intinya, ketahui hal yang harus dilakukan setelah memarahi anak agar ia tak merasa dibenci, dan Moms dapat berdamai dengan diri sendiri.
KOMENTAR