Nakita.id - Beragam jenis diet mungkin sudah sering Moms dengar dan diterapkan oleh beberapa kalangan.
Banyak program diet yang ditawarkan saat ini dengan 'jaminan' penurunan berat badan yang cepat.
Padahal, sebetulnya diet yang sehat bukan hanya menurunkan bobot tubuh, namun juga dapat menjaga kesehatan tubuh itu sendiri.
Baca Juga : Ini Kebiasaan Sederhana Untuk Menyingkirkan Lemak Perut, Mudah!
Menurut WHO, diet sehat membantu melindungi terhadap kekurangan gizi dalam segala bentuknya, serta mencegah noncommunicable diseases (NCDs), termasuk diabetes, penyakit jantung, stroke dan kanker.
Konsep lain yang penting ialah asupan energi (kalori) harus seimbang dengan pengeluaran energi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa total lemak tidak boleh melebihi 30% dari total asupan energi untuk menghindari kenaikan berat badan tidak sehat sehingga harus diimbangi dengan aktivitas fisik.
Lalu, bagaimana pola konsumsi yang benar dan direkomendasikan oleh WHO?
1. Membatasi gula dan garam
Asupan gula bebas sampai kurang dari 10% dari total asupan energi adalah bagian dari diet sehat.
Penurunan lebih lanjut kurang dari 5% dari total asupan energi disarankan untuk manfaat kesehatan tambahan.
Menjaga asupan garam kurang dari 5 g per hari membantu mencegah hipertensi dan mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke pada populasi orang dewasa.
Baca Juga : Seks Anal Membuat Rentan Kanker Dubur, Ini yang Harus Diperhatikan
Negara Anggota WHO telah sepakat untuk mengurangi asupan garam penduduk global sebesar 30% dan menghentikan kenaikan diabetes dan obesitas pada orang dewasa dan remaja serta pada masa kegemukan di usia 20-25 tahun.
2. Pengaturan yang tepat dari diet beragam
Konsep seimbang dan sehat akan bervariasi tergantung pada kebutuhan individu, misal, usia, jenis kelamin, gaya hidup, tingkat aktivitas fisik), konteks budaya, makanan lokal dan kebiasaan makan.
Tapi prinsip dasar dari apa yang merupakan diet sehat tetap sama.
Baca Juga : Berbagai Sebab Ketidaksuburan Pria: Main Gadget dan Celana Ketat Bikin Sperma Cuma Sedikit
3. Mengonsumsi buah dan sayur cukup
Konsumsi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan (misalnya kacang lentil, kacang-kacangan), kacang-kacangan dan biji-bijian (misalnya jagung, millet, oat, gandum, beras merah yang tidak diproses).
Konsumsi sedikitnya mengonsumsi 400 g (5 porsi) buah dan sayuran dalam sehari (Kentang, ubi jalar, singkong dan akar tepung lainnya tidak tergolong buah atau sayuran.)
5. Kurangi 10% dari total asupan energi dari gula
Takarannya setara dengan 50 g (atau sekitar 12 sendok teh) untuk orang dengan berat badan sehat yang mengonsumsi sekitar 2000 kalori per hari.
Namun idealnya kurang dari 5% dari total asupan energi untuk manfaat kesehatan tambahan.
Baca Juga : Awas, Air Kelapa Justru Berbahaya Bila Diminum Orang-orang Ini
Minimalkan konsumsi makanan atau minuman oleh produsen, juru masak atau konsumen, dan juga dapat ditemukan dalam gula alami hadir dalam madu, sirup, jus buah dan konsentrat jus buah.
6. Kurangi 30% dari total asupan energi dari lemak
Lemak tak jenuh (misalnya, ditemukan pada ikan, alpukat, kacang-kacangan, bunga matahari, kanola dan minyak zaitun) lebih baik dari pada lemak jenuh.
Lemak jenuh tersebut misalnya, ditemukan pada daging berlemak, mentega, kelapa sawit dan minyak kelapa, krim, keju, ghee dan lemak babi).
Baca Juga : 9 Manfaat Tak Terduga Pare Ini Akan Dirasakan Saat Rutin Dikonsumsi
Lemak trans industri (ditemukan dalam makanan olahan, makanan cepat saji, makanan ringan, makanan gorengan, pizza beku, kue kering, kue kering, margarin dan selai) bukanlah bagian dari makanan sehat.
Nah Moms, sebaiknya memang mengikuti anjuran WHO sebagai organisasi yang sudah kredibel dibandingkan mengikuti anjuran diet dengan 'iming-iming' penurunan berat badan namun bisa membahayakan.
Source | : | WHO |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR