Nakita.id - Otak menggunakan lebih banyak energi daripada organ lain dalam tubuh, dan glukosa adalah sumber bahan bakarnya.
Tapi apa yang terjadi ketika otak menerima asupan gula dalam jumlah berlebihan?
Di otak, kelebihan gula merusak kemampuan kognitif kita dan pengendalian diri kita (mengonsumsi sedikit gula dapat merangsang keinginan untuk mengonsumsinya lebih banyak).
Gula memiliki efek seperti obat di pusat otak.
Baca Juga : Tips Cantik Ala Titi Kamal, Mudah dan Tidak Butuh Biaya Banyak!
Para ilmuwan telah mengusulkan, makanan manis, bersama dengan makanan yang asin dan berlemak, dapat menghasilkan efek-efek seperti kecanduan di otak manusia.
Sehingga mendorong hilangnya kontrol diri, makan berlebih, dan sampai akhirnya penambahan berat badan.
Pada manusia terdahulu, stimulus ini membantu mereka mencukupi kebutuhan kalori, yang membantu bertahan hidup.
Tapi sekarang dorongan primitif ini berkontribusi pada epidemi obesitas dan diabetes.
Baca Juga : Penangkal Stres Alami, Yuk Konsumsi Lebih Banyak Buah dan Sayur!
Karakteristik perilaku dan neurobiochemical penyalahgunaan zat dan makan terlalu banyak sangat mirip, dan gagasan kecanduan makanan semakin banyak di antara para ilmuwan.
Apa yang terjadi di dalam otak ketika kita mengonsumsi makanan manis?
Baca Juga : Yuk Mengenal Diet Anti-Inflamasi dan Manfaatnya untuk Tubuh!
Pada manusia, makanan tinggi glikemik telah ditemukan untuk mengaktifkan daerah otak yang berhubungan dengan respons hadiah (reward response) dan memancing perasaan lapar yang lebih intens dibandingkan dengan makanan rendah glisemik.
Makanan yang menyebabkan peningkatan lebih tinggi pada glukosa darah menghasilkan dorongan adiktif yang lebih besar di otak.
Studi tentang aktivitas otak telah memberikan bukti yang mendukung gagasan, makan berlebihan mengubah sistem reward di otak kita, yang kemudian mendorong makan berlebih.
Proses yang sama ini dianggap mendasari toleransi yang terkait dengan kecanduan.
Seiring waktu, jumlah zat yang lebih besar diperlukan untuk mencapai tingkat imbalan yang sama.
Baca Juga : Tubuh Terasa Lelah Setelah Bekerja, 8 Cara Sederhana Ini Bisa Bikin Rileks
Studi menyiratkan bahwa makan berlebih, akan menghasilkan reward respond yang berkurang dan kecanduan yang semakin memburuk pada makanan bergizi rendah yang kaya akan gula, garam, dan lemak.
Dampak Kelebihan Gula pada Tubuh
Di seluruh tubuh, kelebihan gula dapat berbahaya.
Bahkan satu contoh glukosa tinggi dalam aliran darah dapat berbahaya bagi otak, yang mengakibatkan fungsi kognitif dan defisit dalam memori dan perhatian menjadi lambat.
Gula juga mempengaruhi suasana hati.
Baca Juga : Cara Mudah dan Murah Mengusir Bau Badan Secara Alami, Mau Coba?
Pada orang muda yang sehat, kemampuan untuk memproses emosi dikompromikan dengan peningkatan glukosa darah, menurut penelitian pencitraan otak.
Studi lain menemukan, diabetes tipe 2 meningkatkan perasaan sedih dan kecemasan selama hiperglikemia akut (peningkatan gula darah).
Peningkatan Glukosa dan Otak
Peningkatan glukosa darah merusak pembuluh darah.
Kerusakan pembuluh darah adalah penyebab utama komplikasi vaskular diabetes.
Dan kondisi tersebut menyebabkan masalah lain, seperti kerusakan pembuluh darah di otak dan mata yang menyebabkan retinopati.
Baca Juga : Inilah Penyebab Sperma Mati Alias Necrozoospermia, Sebelum Membuahi
Studi penderita diabetes jangka panjang menunjukkan kerusakan otak progresif yang menyebabkan defisit dalam belajar, memori, kecepatan motorik, dan fungsi kognitif lainnya.
Paparan yang sering terhadap kadar glukosa yang tinggi mengurangi kapasitas mental, karena kadar HbA1c yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan tingkat penyusutan otak yang lebih besar.
Bahkan pada mereka yang tidak menderita diabetes, konsumsi gula yang lebih tinggi dikaitkan dengan skor yang lebih rendah pada tes fungsi kognitif.
Efek-efek ini diduga disebabkan oleh kombinasi hiperglikemia, hipertensi, resistensi insulin, dan peningkatan kolesterol.
Baca Juga : Informasi Kehamilan Sehat Bulan 8 : Sulit Tidur Saat Hamil Besar
Setiap gula yang ditambahkan dalam makanan kita berbahaya.
Kita dapat menghindari bahaya-bahaya ini dengan memuaskan gigi manis kita dengan buah segar sebagai ganti gula olahan.
Pemanis pekat lainnya, seperti agave, madu, dan sirup maple sama-sama berbahaya.
Dengan mengonsumsi buah segar, kita mendapatkan kemanisan yang memuaskan dan bonus tambahan serat buah, antioksidan, dan phytochemical yang mengurangi lonjakan gula dalam aliran darah dan memblokir efek negatifnya.
Source | : | verywellmind |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR