Nakita.id - Tragedi kecelakaan pesawat Lion Air JT610 meninggalkan duka mendalam bagi Indonesia.
Lion Air JT610 dengan rute penerbangan Jakarta - Palembang dipastikan jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018) pagi.
Pesawat yang sempat mengudara selama 13 menit tersebut dikabarkan meminta kembali ke Bandara Soekarno-Hatta sebelum akhirnya hilang kontak.
Baca Juga : Berita Kesehatan: Saraf Terjepit, Inilah Penyebab dan Pengobatannya!
Tercatat, 181 penumpang serta 7 orang kru pesawat termasuk pilot dan flight attendant menjadi korban.
Dalam kecelakaan ini, diduga sebagian besar atau seluruh penumpang meninggal dunia usai Badan SAR Nasional menemukan potongan-potongan tubuh di sekitar lokasi pesawat jatuh.
Baca Juga : Sepupu Haykal Kamil Jadi Korban Lion Air JT 610, Istrinya Unggah Snapgram Menyentuh Hati
Bukan kali ini saja, tahun 2013 lalu Lion Air juga pernah mengalami kecelakaan dan mendarat di kawasan perairan, tapi bedanya tidak ada korban meninggal.
Pada bulan April 2013, seluruh penumpang dan kru pesawat yang berjumlah 108 orang dinyatakan selamat usai pesawat tersebut jatuh dan terbelah menjadi dua.
Pesawat Lion Air Boeing 737-800 dengan rute penerbangan Bandara Husein Sastranegara di Bandung menuju Bandara Ngurah Rai di Bali mengalami kecelakaan saat mendarat.
Salah seorang penumpang pesawat, Tantri Widiastuti (60) mengatakan, "Tidak ada tanda-tanda kalau pesawat itu akan jatuh, tapi tiba-tiba kami jatuh ke air.
Aku melihat lubang di bagian dasar pesawat, kami langsung dievakuasi," katanya seperti dikutip Business Insider.
Baca Juga : Nikita Mirzani Mengaku Hamil Bayi Kembar, Bisakah Gen Kembar Diturunkan?
Pesawat yang dikendalikan oleh pilot Mahlup Ghazali dan co-pilot asal India, Chirag Kalra terjatuh karena kesalahan manusia atau human error.
Pilot berhalusinasi melihat sebuah landasan sehingga ia mendaratkan pesawatnya, padahal landasan yang sebenarnya masih cukup jauh.
Baca Juga : Nikita Mirzani Dianggap Ambil Foto USG Bayi Kembar Orang Lain, Ia Beri Alasan Ini ke Uya Kuya!
Dari penyelidikan tersebut, sang pilot terbukti positif mengonsumsi narkoba.
Perbedaan paling kentara antara dua kecelakaan dua pesawat ini adalah pada jumlah korban jiwa.
Yusuf Latief, ketua Basarnas mengatakan bahwa mungkin tidak ada penumpang selamat dalam kecelakaan Lion Air JT610.
Ia juga menerangkan bahwa penyebab dari jatuhnya pesawat JT610 tersebut masih belum dapat diketahui.
Baca Juga : Informasi Kehamilan Sehat Bulan 2 : Kantong Kehamilan Sudah Mulai Terbentuk
Lion Air sendiri didirikan tahun 1999 dan sudah mengalami kecelakaan sebanyak puluhan kali sejak tahun 2002 seperti dilaporkan oleh Quartz. Mulai kecelakaan kecil yang mengganggu kenyamanan penumpang, hingga kecelakaan fatal yang merenggut nyawa.
Pesawat yang jatuh pada Senin pagi tersebut dikirim ke Jakarta pada bulan Agustus lalu.
Pesawat Lion Air JT610 dikatakan mengalami kesalahan teknis saat dibawa ke Jakarta yang kemudian dinyatakan sudah 'lolos prosedur' menurut Edward Sirait, CEO dari Lion Air Group.
Baca Juga : Catat! Jangan Lewatkan 5 Makanan Ini, dapat Menjaga Usus Tetap Sehat
Kejadian ini bahkan membuat Pemerintah Australia melarang warganya untuk terbang menggunakan maskapai berlambang singa merah tersebut.
"Bersangkutan dengan jatuhnya pesawat Lion Air pada 29 Oktober 2018, pemerintah Australia, pejabat dan para kontraktor diperintahkan untuk tidak terbang menggunakan Lion Air.
Keputusan ini akan ditinjau kembali setelah penyelidikan penyebab pesawat jatuh sudah jelas," instruksi pemerintah Australia. (*)
Source | : | Business Insider,Quartz,tribunnews.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR