Nakita.id - Lagu atau video anak yang diputar melalui media gadget terkadang mendatangkan dilema bagi orangtua.
Bagi kaum yang “anti gadget” akan melihat hal tersebut sebagai alasan bagi orangtua yang malas mengajari anak atau mengajak anak bermain sehingga membiarkan anak menonton musik atau video di gerai pintar.
Tapi apakah benar mendengarkan musik atau memutarkan video tidak memiliki faedah?
Pertama–tama moms tentu harus dapat membedakan “isi” dan “media”, bukan berarti semua yang ditampilkan menggunakan gadget itu buruk, memang terpapar sinar dari gadget secara terus menerus dan dalam waktu yang lama tidak baik bagi mata anak.
Baca Juga : Makan Nasi dan Tempe Setiap Hari, Ini yang Akan Dialami oleh Tubuh! Tak Kalah dari Makan Daging
Namun “musik” itu sendiri adalah hal yang bagus bagi anak, sementara medianya bisa berbeda-beda, jika tidak ingin menggunakan gadget, moms dapat menggunakan tape atau pemutar musik lain yang tidak memiliki layar video.
Masing–masing memiliki keunggulan, pemutar musik dengan layar video tentu akan lebih menarik bagi anak, dan dapat membantu anak untuk belajar gerakan melalui tampilan gambar yang ada, sementara yang tanpa pemutar video akan membuat anak lebih berkonsentrasi pada suara daripada visual.
Jadi mengenai medianya moms dapat memilih sesuai dengan kenyamanan masing–masing.
Nah, sekarang kita akan membahas mengenai isinya yaitu musik.
Musik merupakan bagian yang penting dalam perkembangan jiwa anak.
Melalui musik, anak bukan hanya tersentuh aspek kognitifnya (pikiran) saja, tetapi juga aspek afektifnya (perasaan).
Musik dapat membawa suasana riang maupun sedih, musik dapat menenangkan atau malah justru membuat anak gelisah, misalkan musik klasik dapat membuat anak lebih tenang, sementara musik rock membuat anak lebih gelisah.
Musik juga menolong anak untuk mengekspresikan diri, belajar menyusun data di dalam suatu urutan yang sistematis dan teratur serta membantu perkembangan kemampuan verbalnya.
Baca Juga : Inilah 5 Tips Membeli Gorden, Agar Jendela Kaca Tampil Cantik
Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa musik karya Bethoven ternyata mampu menolong anak yang hiperaktif agar lebih tenang.
Musik karya Bach yang lembut cocok untuk membuat anak rileks dan mudah tertidur.
Sementara musik karya Mozart oleh beberapa sumber juga dipercaya dapat berdampak untuk meningkatkan intelegensia anak.
Musik–musik tradisional juga dapat membawa anak mengenal budaya bangsanya.
Tidak hanya musik yang dihasilkan dari alat musik, banyak pula musik–musik dari suara alam yang tanpa sadar sering kita jumpai, misalnya suara tetesan hujan, suara jangkrik di malam hari, ataupun dempuran ombak di pinggir pantai.
Baca Juga : Wow! Ini Xiaomi Mahal yang Seharga iPhone X, Tak Hanya Bikin Handphone Murah
Musik dapat menjadi terapi bagi jiwa.
Lalu apa pentingnya mendengarkan musik bagi anak? Pertama anak akan jadi pribadi yang cenderung tenang terutama jika dihadapkan dalam kondisi yang monoton misalnya di dalam pesawat untuk perjalanan jauh, atau sedang menunggu antrean dokter yang panjang.
Selain jadi pribadi yang tenang, musik juga dapat membantu koordinasi anak pada gerakan dan beat atau irama.
Misalnya pada lagu “Baby Shark” yang sedang populer, gerakan dan kata–kata membantu anak untuk bergerak sesuai irama mengikuti lirik yang terucap.
Selain itu lirik yang mudah (easy listening) dan berulang juga akan membantu anak mengenal dalam kata yang nantinya akan membantu kemampuan verbalnya.
Musik juga dapat membangun suasana hati anak.
Baca Juga : Syuting Film Terbaru, Dian Sastrowardoyo Sulit Lakukan Adegan Ini
Fungsi ini bahkan sudah digunakan sejak zaman peperangan dahulu dimana musik digunakan untuk membangun semangat dan memacu adrenalin sebelum peperangan dimulai.
Moms dapat memutarkan musik yang lembut untuk membantu suasana hati anak jadi lebih tenang dan nyaman misalnya menjelang waktu tidur tiba.
Musik juga dapat meransang indera pendengaran anak dan mengajaknya berkonsentrasi, hal ini tentu dapat membantu anak dalam studinya.
Jadi secara keseluruhan banyak sekali manfaat dari mendengarkan musik bagi anak, namun moms tentu harus bijak memilah musik apa yang cocok, apalagi di masa era keterbukaan informasi ini dimana sejumlah lirik lagu tidak sesuai untuk di dengarkan oleh anak.
Moms harus memfilter dan memilihkan musik yang sesuai dengan usia perkembangan anak.
Jika sudah senang mendengarkan musik, secara bertahap moms dapat juga memperkenalkan anak dengan instrumen atau alat musik.
Seperti anak saya Harvey, yang sudah saya perkenalkan dengan drum dan piano sejak usia 13 bulan, meskipun awalnya mungkin belum terlalu bisa, namun dengan berinteraksi dengan alat musik sedini mungkin, kita dapat melihat jika anak memiliki ketertarikan lebih atau bahkan bakat untuk memainkan alat musik.
Saat ini Harvey menunjukkan bakatnya dalam memainkan drum dan piano.
Untuk drum Harvey sudah bisa menunjukkan konsistensi dalam pukulan, sementara untuk piano Harvey sudah dapat menekan tuts dengan benar.
Bakat awal inilah yang menjadi modal kita sebagai orangtua untuk lebih mengasah lagi dan mengembangkannya agar dapat menjadi kemampuan bagi anak di masa yang akan datang.
Penulis | : | Glory Oyong |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR