Nakita.id - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti baru saja mendapatkan gelar kehormatan baru.
Kali ini, Menteri Susi mendapatkan gelar warga kehormatan “Dau Mening” yang berarti ‘Matahari yang Cerah’ dari masyarakat adat Suku Dayak Kenyah, Kerukunan Tebengang Lung, Kalimantan Timur (Kaltim).
Gelar kehormatan ini diberikan saat Menteri Susi diundang untuk membuka acara kerukunan keluarga besar Pumung Bangen nang Pekenu’ (Pesta Kegembiraan dan Ramah Tamah) Tebengang Lung 2018, Kamis (23/8).
Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Utara, Marthin Billa mengatakan, gelar kehormatan tersebut diberikan kepada Menteri Susi karena dirinya dinilai berjasa besar terhadap masyarakat pedalaman dan perbatasan, khususnya warga Dayak.
Menurut Marthin, sejak 2006 Menteri Susi sudah menunjukkan kepeduliannya terhadap masyarakat setempat.
Salah satunya dengan membantu penyediaan transportasi udara yang memudahkan aktivitas masyarakat.
“Saat masyarakat sulit dengan transportasi udara untuk (pengangkutan) sembako dan perjalanan orang ke kota untuk pendidikan dan kegiatan ekonomi, maka di situlah Ibu Susi memberikan perhatian yang besar sejak 2006 sampai dengan sekarang,” ungkap Marthin dilansir dari siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sabtu (25/8).
BACA JUGA: Tak Ikuti Jejak Orangtua, Anak Artis Ini Sukses Harumkan Nama Indonesia Dengan Cara Lain!
Martin menjelaskan bahwa gelar ‘Matahari’ diberikan kepada orang yang dianggap telah membawa berkah kepada kehidupan manusia.
Adapun ‘Cerah’ melambangkan kebersihan dan kejernihan hati dalam membangun masyarakat.
Selain itu, Martin berpendapat bahwa Menteri Susi pantas menerima gelar kehormatan tersebut karena kepedulian dan kecintaannya terhadap masyarakat Dayak.
Seperti baru-baru ini, Menteri Susi untuk menggunakan pakaian Adat Dayak pada acara peringatan ulang tahun ke-72 Republik Indonesia tahun 2017 lalu di istana negara.
BACA JUGA: Sukses di Dunia Hiburan, Roy Kiyoshi Miliki Ruang Berdoa Mewah di Rumah
Pilihan Menteri Susi tersebut dinilai telah menghormati dan mempromosikan pakaian adat Dayak di skala nasional maupun internasional.
“Harapan kami warga Dayak kepada Ibu Susi agar beliau terus bersemangat membangun bangsa kita di seluruh nusantara ini. Kami terus mendoakan beliau, mendukung beliau tetap kuat, tetap sehat, dan semangat untuk mengabdi bagi bangsa dan masyarakat kecil,” pungkasnya.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Susi mengaku sangat berterima kasih atas pemberian gelar kehormatan dan penerimaan warga Dayak terhadapnya.
Menteri Susi lantas mengenang awal mulanya merintis Susi Air di Kaltim yang ia jalani di bawah PT ASI Pudjiastuti Aviation.
BACA JUGA: Jessica Iskandar Punya Geng Baru Setelah Girls Squad, Ini Anggotanya!
“Saya ucapkan terima kasih, ini kehormatan yang sangat luar biasa.
Semoga saya terus diberi kesempatan, diberi kekuatan untuk bisa terus membantu dengan penerbangan atau apapun kerja yang bisa saya sumbangkan untuk membantu masyarakat di wilayah Kalimantan Timur,” ujar Menteri Susi.
Ia kemudian sedikit bercerita bahwa Susi Air awalnya hanya untuk membantu mengisi kekosongan penerbangan di Samarinda dan Nunukan saat terjadi kerusuhan di bandara.
Setelah bekerja sama dengan Pemda setempat, Susi Air mulai merintis penerbangan di wilayah Kaltim bahkan hingga wilayah pedalaman dan perbatasan yang sulit dijangkau.
“Waktu kerusuhan di Tarakan, pilot saya memang sudah tidak ada lagi penerbangan, tapi tetap terbang khusus untuk menerbangkan nasi bungkus dari Nunukan dan Malinau untuk menyuplai saudara-saudara kita yang ada di airport Tarakan,” kenangnya.
BACA JUGA: Titiek Puspa Cegah Kembalinya Kanker dengan Tidak Konsumsi Anggur, Kenapa?
Selain itu, Kabupaten Berau di Kaltim tepatnya Pantai Maratua juga menjadi lokasi pertama Menteri Susi mengumpulkan sekitar 690 nelayan Suku Bajo yang bukan asli Indonesia melainkan berasal dari Malaysia.
Mereka telah menguasai beberapa pulau di Kabupaten Berau dengan sekitar 185 kapal kecil milik mereka.
“Dengan kerja sama beberapa instansi kita dorong mereka kembali ke Malaysia karena dorongan masyarakat Berau.
Masyarakat mengeluh tidak bisa menangkap ikan lagi karena orang-orang ini yang menangkap ikan di sekitar pulau. Mereka menangkap penyu, lumba-lumba, hiu, dan sebagainya,” cerita Menteri Susi.
Berbagai pengalaman di Kaltim ini menurut Menteri Susi telah membuatnya memiliki kedekatan tersendiri dengan provinsi ini.
BACA JUGA: Bisa Berbahaya, Jangan Abaikan 10 Gejala Sederhana Ini Ketika Terjadi Pada Anak
Ia pun menyatakan sangat mendukung rencana Gubernur Kaltim untuk beralih dari eksploitasi sumber daya alam yang besar melalui dependensi (ketergantungan) hidup pada tambang, minyak, dan gas kepada sektor perikanan dan pariwisata.
Dengan dukungan kepada masyarakat di dua sektor, yaitu perikanan dan pariwista, ia yakin UMKM akan bertarung dengan kuat sehingga mampu membangun ekonomi kerakyatan.
“Saya dengan masyarakat Dayak ini orangnya baik-baik. Saya berharap, budi pekerti yang baik ditambah pendidikan yang lebih baik, kesempatan kerja yang diciptakan pemerintah daerah yang lebih besar, akan membuat masyarakat Dayak menjadi salah satu pilar bangsa yang memperkuat NKRI,” tandasnya.
BACA JUGA: Sang Anak Beli Sampo Hingga 1 Juta, Iis Dahlia: Gue aja 18 ribu!
Source | : | Kementerian Kelautan dan Perikanan |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR