Nakita.id - Pemeriksaan pencitraan medis, seperti computed tomography (CT) scan, menyediakan gambar struktur di dalam tubuh kita.
Teknologi ini dapat membantu mendeteksi dan memantau berbagai kondisi medis.
Namun, banyak yang khawatir tentang kemungkinan efek samping, yaitu memungkinkan peningkatan risiko kanker.
BACA JUGA: Potret Anggota Kerajaan Saat Berusia 5 Tahun Seperti Pangeran George
Dalam sebuah penelitian baru, para peneliti dari Belanda mengevaluasi risiko leukemia dan tumor otak setelah paparan masa kanak-kanak terhadap radiasi dari CT scan.
Makalah berjudul "Radiation Exposure From Pediatric CT Scans and Subsequent Cancer Risk in the Netherlands" diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute.
BACA JUGA: Perempuan Ini Berisiko Tinggi Alami Serangan Jantung Saat Kehamilan dan Kelahiran
Studi ini meneliti data dari 168.394 anak-anak di Belanda yang menerima satu atau lebih CT scan antara 1979 dan 2012.
Namun mereka tidak menemukan untuk risiko leukemia, dan risiko tumor otak dikaitkan dengan kuantitas dosis radiasi ke dalam otak.
BACA JUGA: Manfaat Makan Leci Saat Hamil, Salah Satunya Mencegah Stres
Siaran pers menyatakan bahwa risiko relatif meningkat menjadi dua dan empat untuk dosis radiasi tertinggi.
Menurut peneliti utama Michael Hauptmann dari Institut Kanker Belanda, kesimpulan dari studi semacam itu tetap menjadi tantangan.
Sebab CT scan dapat digunakan untuk mengidentifikasi kondisi yang terkait dengan peningkatan risiko tumor.
BACA JUGA: Chacha Frederica Tulis Pesan di Hari Anak Nasional, Banjir Doa Dari Warganet
Jadi, keterbatasan utamanya adalah bagaimana kelompok pasien yang menerima scan mungkin sudah memiliki insiden tumor otak yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain.
"Namun demikian, evaluasi kami yang hati-hati terhadap data dan bukti dari penelitian lain menunjukkan bahwa paparan radiasi terkait CT meningkatkan risiko tumor otak," kata Hauptmann.
BACA JUGA: Titi DJ Coba Make Up Frekcles, Warganet Malah Bilang Mirip Cacar
"Pembenaran secara hati-hati dari CT scan pediatrik dan optimalisasi dosis, seperti yang dilakukan dibanyak rumah sakit, sangat penting untuk meminimalkan risiko."
Anak-anak lebih sensitif terhadap radiosensitif dibandingkan orang dewasa, menurut Food and Drug Administration (FDA).
Akibatnya, para profesional disarankan untuk menggunakan teknik pencitraan medis disesuaikan untuk mengelola dosis radiasi serendah mungkin.
BACA JUGA: [VIDEO]Tanya Pakar - Deteksi Dini Risiko Bibir Sumbing Dalam Kandungan
Tetapi meskipun ada kemungkinan peningkatan risiko kanker, jumlah sebenarnya kasus tambahan yang disebabkan oleh paparan radiasi sangat kecil.
Para peneliti di balik penelitian serupa telah meyakinkan bahwa manfaat dari CT scan pada akhirnya lebih besar daripada risiko ringan.
Tetapi teknologi ini hanya boleh digunakan ketika benar-benar diperlukan dan secara klinis dapat dibenarkan - rekomendasi yang tidak selalu diikuti.
BACA JUGA: Hari Anak Nasional: 4 Cara Sederhana Membesarkan Anak Agar Bahagia
"Orang-orang tidak terlalu berfokus pada keterampilan klinis seperti mengambil riwayat pasien dan melakukan pemeriksaan fisik," jelas Dr Thomas Pranikoff, seorang ahli bedah anak dari Rumah Sakit Anak Brenner di North Carolina.
Dalam banyak kasus, pasien muda hanya perlu diamati dalam lingkungan yang aman.
Tetapi orangtua mungkin mendorong CT scan yang tidak perlu untuk menerima diagnosis yang lebih cepat.
BACA JUGA: Potret Mewahnya Hunian Milik Ririn Ekawati Dalam Balutan Gaya Klasik Vintage Nan Cantik
"Mereka menginginkan jawaban segera dan itu memberi banyak tekanan pada dokter yang merawat mereka," katanya.
Jika CT scan ditawarkan, pasien dan orangtua disarankan untuk berbicara dengan dokter dan memahami alasannya.
Jika diperlukan, mereka dapat menanyakan tentang pendekatan alternatif.
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR