Untuk kedua uji coba tersebut, para peneliti mengukur denyut jantung saat istirahat, rata-rata detak jantung selama berjalan, jarak yang ditempuh, dan langkah.
Pengeluaran total energi selama berjalan dihitung menggunakan kecepatan berjalan rata-rata dan massa tubuh masing-masing peserta.
Tim peneliti menemukan bahwa rata-rata denyut jantung saat berjalan secara signifikan lebih tinggi dalam percobaan gusi daripada uji coba kontrol.
"Berjalan jarak, kecepatan berjalan, laju jantung berjalan, dan perubahan denyut jantung pada peserta laki-laki dan detak jantung berjalan dan perubahan denyut jantung pada peserta perempuan secara signifikan lebih tinggi selama percobaan gusi daripada percobaan kontrol," catat para penulis.
Source | : | Medical Daily |
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR