Nakita.id - Saat ini perawatan veneer gigi sedang diminati banyak orang, termasuk pula para artis dan selebritis.
Sebab perawatan veneer gigi menawarkan gigi yang putih dan berbentuk sempurna.
BACA JUGA: Peringati Ulang Tahun ke-57 Putri Diana, Berikut Kilas Balik Momen Indah Semasa Hidupnya
Menurut drg Dedy Yudha Rismanto, Sp. Perio, tujuan perawatan veneer gigi memang untuk merubah bentuk atau warna gigi menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Namun ia menyayangkan bila saat ini perawatan veneer gigi dilakukan tanpa seleksi kasus yang cermat dan hanya dilakukan sebagai salah satu bagian gaya hidup.
Padahal seleksi kasus sangat dibutuhkan karena perawatan veneer melibatkan pembuangan jaringan gigi yang tidak sedikit, yakni 1,5 - 2 mm.
Selain itu pembuatannya pun cukup sulit dan menggunakan bahan permanen seperti komposit atau porselen.
"Sangat disayangkan veneer dibuat menjadi gaya hidup.
Padahal veneer itu sebenarnya adalah suatu hal yang fungsional, sedangkan gaya hidup kan non-fungsional cenderung buat gaya gayaan yang sifatnya temporer padahal menggunakan bahan-bahan yang sifatnya permanen," ujarnya saat ditemui dikawasan Jakarta Selatan, Kamis (28/6).
BACA JUGA: Tampilan Pengasuh Keluarga Ashanty Curi Perhatian Warganet, Ada Apa?
Perawatan veneer pun bukan perawatan yang langsung jadi sekali datang.
Dibutuhkan beberapa tahapan panjang, mulai dari pemotretan gigi, pengasahan, pencetakan, hingga proses penempelan bahan pelapis.
Meskipun veneer akan kuat dan bersifat permanen, tetapi veneer tetap saja bisa bolong, retak, dan patah.
Terlebih bila dilakukan tidak sesuai prosedur, bisa-bisa menyebabkan bentuk gigi tidak natural, bau mulut tidak sedap, peradangan gusi, dan retensi plak stain.
BACA JUGA: Bentuk Tubuh Keluarga 'Berwarna-warni', Ussy Sulistiawaty Ungkap Pesan Haru Tentang Perbedaan
"Kalau sudah kayak gitu ya worse case dibongkar veneer-nya ditunggu sembuh dulu gusinya baru dibikin (veneer) lagi. Kalau rusak lagi ya dibikin lagi, gitu terus," ungkap Dedy.
Oleh karena itu, Dedy sangat menyayangkan penggunaan veneer yang hanya dijadikan gaya hidup.
Ia menegaskan sebaiknya penggunaan veneer gigi sebaiknya didasari dengan seleksi kasus yang cermat, parameter uji klinis yang baik, dan indikasi yang sesuai.
"Karena segala sesuatu yang sesuai indikasi pasti benar," tegasnya.
BACA JUGA: Tanggapan Dokter Reisa Terkait Maraknya Minyak Esensial Dikalangan Ibu Muda
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR