Nakita.id - Menjaga kesehatan reproduksi selama bulan Ramadan sangat penting bagi pria maupun wanita agar tetap bugar dan dapat menjalankan ibadah puasa dengan optimal.
Pola makan, gaya hidup, serta kebersihan diri perlu diperhatikan agar sistem reproduksi tetap sehat.
Terkait pola makan yang baik sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi. Pastikan untuk mengonsumsi:
- Protein sehat, seperti daging tanpa lemak, telur, ikan, dan tahu/tempe.
- Lemak sehat, dari alpukat, kacang-kacangan, dan minyak zaitun.
- Buah dan sayuran, terutama yang kaya antioksidan seperti tomat, wortel, dan bayam untuk menangkal radikal bebas.
- Suplemen atau makanan tinggi zinc dan vitamin E, yang baik untuk kesuburan pria dan wanita.
Sebagai layanan kesehatan digital yang berkomitmen untuk mempermudah akses kesehatan bagi masyarakat, Halodoc menyadari pentingnya memahami tren kesehatan selama Ramadan. Di bulan suci ini, Ramadan menjadi momen penuh makna, namun juga penuh tantangan.
Halodoc percaya bahwa menjaga kesehatan tidak perlu menjadi masalah dan tantangan tambahan. Oleh karena itu, Halodoc meluncurkan kampanye #SehatTanpaCobaan yang bertujuan menyediakan solusi kesehatan yang mudah diakses, kapan saja dan di mana saja.
Chief Marketing Officer Halodoc, Fibriyani Elastria menyampaikan, "Selama Ramadan, perubahan gaya hidup dapat memengaruhi berbagai aspek kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang seringkali luput dari perhatian adalah kesehatan reproduksi. Melalui kampanye #SehatTanpaCobaan, Halodoc hadir untuk memudahkan masyarakat menjaga kesehatan secara proaktif, seperti vaksinasi HPV di rumah oleh tenaga medis bersertifikat, konsultasi dokter 24 jam, pemesanan obat 100% asli, hingga kemudahan vitamin booster sehingga kesehatan tetap terjaga tanpa ribet selama Ramadan.”
Halodoc melihat adanya tren peningkatan konsultasi tentang haid tidak lancar sebesar 16% selama bulan Ramadan. Mitra dokter spesialis Halodoc, dr. Gracia Merryane Rauw, Sp.OG mengatakan, “Di Indonesia, prevalensi wanita yang mengalami gejala haid tidak nyaman atau nyeri saat menstruasi diperkirakan berkisar antara 60-75%, terutama di kalangan wanita muda. Sebagian besar kasus ini adalah dismenore primer, yaitu nyeri haid yang disebabkan oleh perubahan hormon dan kontraksi rahim yang kuat saat menstruasi.”
Baca Juga: Manfaat Minum Air Nanas Setiap Hari, Tingkatkan Kesehatan Reproduksi
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR