Nakita.id - Irish Bella telah resmi menikah lagi dengan sosok pria bernama Haldy Sabri.
Irish Bella mengumumkan pernikahannya pada hari ini Sabtu (19/10/2024).
Pernikahan Irish dan Haldy digelar secara sederhana di kediaman mempelai perempuan di kawasan Cinere, Depok.
Ibel, begitu sapaan akrabnya, mengaku telah menemukan seorang imam yang bisa menuntun langkahnya dan anak-anaknya.
Dan lagi, Ibel mengambil keputusan tersebut dengan hati yang tenang, penuh doa dan keyakinan.
"Mungkin terlihat cepat di mata sebagian orang, tapi hanya aku yang memahami sepenuhinya perjalanan hidupku dan segala ujian yang telah kulewati," tulis Ibel.
"Aku berharap, dengan segala kerendahan hati, doa dari kalian untuk keberkahan dalam pernikahan ini."
"Semoga kami dapat menjalani momen ini dengan penuh khidmat bersama keluarga dan orang-orang terdekat," sambungnya.
Lebih lanjut, Ibel meminta publik agar tidak terburu-buru menghakimi. Karena bagaimana pun hanya dia yang tahu tentang perjalanan hidupnya.
Melihat keputusan Irish Bella untuk menikah lagi, artinya mantan istri Ammar Zoni ini juga harus mendekatkan sang suami dengan anak-anaknya.
Lantas, bagaimana cara mengenalkan pasangan baru pada anak-anak?
Sebelum memperkenalkan pasangan baru, penting untuk memberikan waktu bagi anak beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Jika baru saja terjadi perpisahan atau perpisahan dengan pasangan sebelumnya, anak mungkin masih mengalami proses penyesuaian.
Kenalkan pasangan baru saat anak sudah mulai stabil emosinya dan siap untuk menghadapi situasi baru.
Jangan terburu-buru untuk memperkenalkan pasangan baru segera setelah hubungan dimulai. Berikan anak ruang dan waktu untuk menerima kenyataan bahwa orang tuanya memiliki hubungan baru.
Langkah pertama dalam memperkenalkan pasangan baru adalah dengan berbicara kepada anak secara jujur.
Sebelum pertemuan langsung terjadi, jelaskan kepada anak bahwa Moms memiliki hubungan baru.
Pastikan mereka mengerti bahwa pasangan baru tidak akan menggantikan peran orang tua, melainkan menjadi bagian dari kehidupan Moms yang berharga.
Ajak anak berdiskusi tentang bagaimana perasaannya. Jika mereka memiliki kekhawatiran, dengarkan dengan sabar dan coba berikan pemahaman. Keterbukaan adalah kunci agar anak tidak merasa ditinggalkan atau tersingkirkan.
Pemilihan waktu dan tempat yang tepat sangat penting dalam perkenalan ini. Hindari memperkenalkan pasangan baru ketika anak sedang stres atau lelah.
Pilih momen yang santai, seperti saat akhir pekan atau ketika mereka sedang dalam suasana hati yang baik.
Tempat pertemuan juga perlu dipikirkan. Pilihlah lokasi yang netral dan nyaman, seperti taman atau kafe. Hindari pertemuan di rumah jika anak belum siap, karena mereka mungkin merasa ruang pribadinya diinvasi.
Baca Juga: Irish Bella Ingin Menikah Lagi, Ternyata Eks Ammar Zoni Sudah Punya Calon
Perkenalan pertama sebaiknya berlangsung dengan santai dan tidak terburu-buru.
Biarkan pertemuan berlangsung dalam suasana yang ringan, misalnya dengan mengajak pasangan baru dan anak untuk berkumpul sambil melakukan kegiatan yang menyenangkan.
Ini bisa membantu mengurangi kecanggungan yang mungkin dirasakan oleh anak.
Setelah pertemuan awal berjalan baik, Moms dapat meningkatkan frekuensi pertemuan secara bertahap.
Jangan terburu-buru untuk melibatkan pasangan baru dalam kehidupan sehari-hari anak, karena ini bisa membuat anak merasa tertekan.
Setiap anak memiliki cara yang berbeda dalam menanggapi kehadiran pasangan baru.
Beberapa anak mungkin langsung merasa nyaman, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama untuk menerima situasi ini.
Penting untuk menghormati perasaan anak dan tidak memaksakan mereka untuk segera akrab dengan pasangan baru.
Jika anak merasa cemas atau enggan, biarkan mereka memproses perasaan tersebut dan beri mereka ruang untuk berbicara.
Yakinkan mereka bahwa perasaan mereka valid dan dihargai. Jangan paksakan interaksi yang terlalu cepat atau intens.
Selama proses perkenalan, penting untuk membangun hubungan yang positif antara anak dan pasangan baru.
Libatkan mereka dalam aktivitas bersama yang menyenangkan, seperti bermain, berolahraga, atau menonton film. Aktivitas ini dapat membantu menciptakan ikatan yang alami tanpa menimbulkan tekanan.
Pasangan baru juga harus memahami pentingnya bersikap sabar dan menghargai proses adaptasi anak.
Mereka tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi figur otoritas bagi anak, melainkan lebih baik fokus pada membangun hubungan yang bersahabat.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR