Sebaliknya, anak-anak yang aktif biasanya memiliki nafsu makan yang lebih baik karena tubuh mereka membutuhkan lebih banyak energi untuk aktivitas fisik.
Nafsu makan dikendalikan oleh berbagai hormon di dalam tubuh, salah satunya adalah hormon ghrelin, yang berperan dalam merangsang rasa lapar.
Pada anak yang stunting, terjadi gangguan keseimbangan hormon yang dapat mempengaruhi produksi ghrelin.
Hal ini membuat anak-anak tersebut tidak merasa lapar meskipun tubuh mereka sebenarnya kekurangan nutrisi.
Anak-anak yang mengalami stunting sering kali lebih rentan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuh mereka lemah.
Infeksi, baik yang ringan seperti pilek maupun yang lebih serius, dapat mempengaruhi nafsu makan.
Saat tubuh melawan infeksi, anak-anak biasanya kehilangan selera makan karena energi tubuh difokuskan pada proses penyembuhan.
Infeksi yang berulang juga memperburuk kondisi stunting karena anak tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pemulihan.
Selain masalah fisik, anak yang stunting juga dapat mengalami gangguan psikologis seperti depresi atau kecemasan.
Kondisi ini bisa dipicu oleh kurangnya dukungan lingkungan, keterbatasan dalam berinteraksi dengan anak-anak seusia, serta faktor lain yang terkait dengan kondisi kesehatan.
Gangguan psikologis ini sering kali menyebabkan anak kehilangan minat untuk makan dan aktivitas lainnya.
Baca Juga: Apa Itu Istilah Stunting pada Anak dan Penyebabnya? Ini Penjelasannya
Wicked Siap Menghiasi Layar Lebar Indonesia, Sebuah Adaptasi Sinematik dari Kisah Ikonik The Wizard of Oz
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR