Nakita.id - Keamanan ibu hamil naik motor sangat perlu diperhatikan demi keselamatan dan kesehatan janin di dalam kandungan.
Kehamilan adalah masa yang penuh perhatian dan kehati-hatian.
Namun, bagi banyak ibu hamil, mobilitas tetap menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, termasuk menggunakan sepeda motor untuk bepergian.
Naik motor saat hamil memang tidak dilarang, tetapi ada beberapa aspek keamanan yang harus dipertimbangkan dengan baik agar ibu dan janin tetap aman selama perjalanan.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini tips aman yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil ketika mengendarai atau dibonceng sepeda motor.
Langkah pertama dan terpenting sebelum ibu hamil memutuskan untuk naik motor adalah berkonsultasi dengan dokter.
Setiap kehamilan berbeda, dan ada kondisi-kondisi tertentu yang membuat ibu hamil lebih berisiko ketika bepergian menggunakan motor.
Dokter bisa memberikan rekomendasi berdasarkan usia kehamilan, kondisi kesehatan ibu, dan perkembangan janin.
Jika kehamilan berisiko tinggi atau ada komplikasi, dokter mungkin akan menyarankan untuk menghindari motor dan memilih moda transportasi lain yang lebih aman.
Trimester pertama dan ketiga kehamilan adalah masa yang paling sensitif bagi ibu hamil.
Di trimester pertama, tubuh masih beradaptasi dengan kehamilan, dan janin masih dalam tahap perkembangan awal.
Risiko kecelakaan atau guncangan bisa menyebabkan dampak serius pada perkembangan janin. Sementara itu, di trimester ketiga, ukuran perut yang semakin besar membuat ibu hamil merasa lebih sulit untuk menjaga keseimbangan dan nyaman saat naik motor.
Jika memungkinkan, hindari bepergian menggunakan motor pada kedua trimester ini dan pilih opsi transportasi lain yang lebih aman.
Keselamatan saat berkendara adalah hal utama, terutama bagi ibu hamil. Penggunaan helm standar SNI adalah keharusan, baik saat mengendarai motor maupun dibonceng.
Pilih helm yang nyaman, pas di kepala, dan tidak terlalu berat. Selain helm, pastikan ibu hamil juga menggunakan jaket pelindung yang bisa melindungi tubuh dari angin dan benturan.
Hindari memakai pakaian yang terlalu ketat, terutama di bagian perut, dan pilih pakaian yang nyaman serta longgar agar tidak mengganggu pergerakan dan sirkulasi darah.
Posisi duduk sangat penting untuk memastikan kenyamanan dan keamanan ibu hamil saat naik motor.
Jika ibu hamil mengendarai motor sendiri, usahakan agar posisi duduk tidak terlalu mencondongkan tubuh ke depan.
Jaga agar punggung tetap lurus dan jangan terlalu membungkuk untuk menjaga postur tubuh yang baik serta mengurangi tekanan pada perut.
Jika dibonceng, hindari posisi menyamping, karena posisi ini lebih rentan menyebabkan ketidakseimbangan.
Lebih baik duduk tegak dengan kedua kaki di kedua sisi motor untuk mendapatkan kestabilan yang lebih baik.
Kondisi jalan yang buruk, seperti jalan berlubang, berbatu, atau tidak rata, bisa menambah risiko ketika ibu hamil naik motor.
Baca Juga: Kenapa Ibu Hamil Takut Gerhana Bulan? Waspada Kaitannya dengan Cacat
Guncangan dari jalan yang tidak rata dapat memberikan tekanan yang tidak diinginkan pada perut dan bisa memengaruhi kondisi janin.
Oleh karena itu, pastikan untuk memilih jalan yang mulus dan bebas dari banyak rintangan.
Selain itu, hindari berkendara di saat cuaca buruk, seperti hujan deras atau angin kencang, karena kondisi cuaca ini dapat membuat jalan menjadi licin dan berbahaya.
Meskipun ibu hamil merasa sehat dan nyaman, sebaiknya hindari perjalanan motor yang terlalu jauh atau lama.
Naik motor dalam waktu yang lama bisa menyebabkan kelelahan dan meningkatkan risiko ketidaknyamanan pada perut serta punggung.
Jika harus bepergian jauh, pastikan untuk mengambil jeda secara berkala agar ibu hamil bisa beristirahat dan meregangkan otot.
Jangan ragu untuk berhenti sejenak jika mulai merasa tidak nyaman selama perjalanan.
Jam-jam sibuk dengan lalu lintas yang padat bisa meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi ibu hamil.
Berkendara di jalan yang penuh dengan kendaraan lain dapat membuat ibu hamil lebih stres dan sulit untuk menjaga keseimbangan.
Selain itu, jalanan yang macet juga bisa menambah ketegangan dan menimbulkan rasa tidak nyaman di perut.
Jika memungkinkan, hindari bepergian pada jam-jam sibuk dan pilih waktu perjalanan saat lalu lintas lebih lengang.
Baca Juga: Aktivitas yang Cocok untuk Ibu Hamil Trimester 3 Agar Persalinan Lancar
Kecepatan berkendara adalah salah satu faktor penting dalam menjaga keamanan ibu hamil saat naik motor.
Hindari berkendara dengan kecepatan tinggi, karena semakin cepat motor melaju, semakin besar pula risiko jika terjadi kecelakaan.
Berkendaralah dengan kecepatan yang stabil dan tidak terlalu cepat, serta selalu waspada terhadap kondisi sekitar.
Menghindari kecepatan tinggi juga membantu ibu hamil untuk tetap tenang dan nyaman selama perjalanan.
Selama kehamilan, tubuh ibu hamil akan memberikan tanda-tanda jika ada sesuatu yang tidak beres.
Jika saat naik motor ibu hamil mulai merasa pusing, mual, perut terasa nyeri, atau mengalami kontraksi, segera berhenti dan beristirahat.
Jangan memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan jika tubuh memberikan sinyal bahwa ada sesuatu yang salah. Lebih baik segera berhenti dan cari bantuan medis jika diperlukan.
Untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi selama perjalanan, ibu hamil sebaiknya selalu membawa bekal air minum dan camilan sehat.
Dehidrasi bisa terjadi lebih cepat saat naik motor, terutama jika cuaca panas. Camilan sehat juga bisa membantu menjaga energi dan mencegah kelelahan selama perjalanan.
Pastikan juga ibu hamil makan terlebih dahulu sebelum bepergian untuk menjaga stamina tubuh.
Naik motor saat hamil memang memerlukan kehati-hatian ekstra, tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan.
Baca Juga: Cara Mencegah Kista pada Ibu Hamil, Hindari Pemakaian Obat Tak Dianjurkan
Dengan memperhatikan berbagai tips keamanan di atas, ibu hamil tetap bisa bepergian dengan motor secara aman dan nyaman.
Kuncinya adalah selalu mendengarkan tubuh, berkonsultasi dengan dokter, dan menghindari risiko yang bisa membahayakan ibu dan janin.
Jika memungkinkan, gunakan transportasi alternatif yang lebih aman, terutama saat usia kehamilan semakin besar.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR