Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan kognitif, memori, dan fungsi mental lainnya.
Stunting juga sering dikaitkan dengan prestasi akademik yang lebih rendah, gangguan belajar, serta kesulitan dalam berkonsentrasi.
Anak yang stunting tidak hanya mengalami masalah kesehatan saat anak-anak, tetapi juga berisiko tinggi menghadapi berbagai masalah kesehatan jangka panjang.
Studi menunjukkan bahwa stunting meningkatkan risiko penyakit kronis di kemudian hari seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Ini terkait dengan gangguan metabolisme yang terjadi akibat malnutrisi pada masa pertumbuhan.
Selain mempengaruhi tinggi badan, stunting juga berdampak pada pertumbuhan otot dan tulang.
Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki otot yang lebih lemah dan densitas tulang yang lebih rendah, yang dapat meningkatkan risiko cedera dan masalah tulang di kemudian hari.
Kekurangan nutrisi juga dapat memperlambat proses penyembuhan jika anak mengalami luka atau cedera.
Dampak stunting tidak hanya terlihat secara fisik, tetapi juga emosional.
Anak yang mengalami stunting sering kali menghadapi tantangan dalam berinteraksi dengan teman-temannya, karena perbedaan fisik atau kesulitan belajar.
Hal ini dapat mempengaruhi rasa percaya diri dan perkembangan sosial mereka.
Baca Juga: Alasan Mengapa Stunting yang Tak Ditangani Bisa Merugikan Keluarga
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR