“Tanpa bukti penelitian yang memadai, hingga saat ini belum jelas apakah freeze-dryed ASI memiliki rasio protein, lemak, karbohidrat yang tepat sebagai sumber nutrisi penting yang dibutuhkan bayi, berikut zat aktif untuk kekebalan tubuh dan tumbuh kembang bayi,” kata dr Naomi.
Metode membekukan dan mengeringkan ini juga tidak melalui proses pasteurisasi.
Padahal proses ini bertujuan untuk membunuh bakteri berbahaya.
Pasteurisasi dalam hal ini sengaja dihindari untuk menjaga probiotik vital yang terkandung dalam ASI.
Dengan demikian, risiko kontaminasi tetap menjadi ancaman.
Terutama pada saat rekonsiliasi penamabahn air pada ASI bubuk sebelum dikonsumsi bayi.
Metode pembuatan ASI bubuk ini juga belum didukung pembuktian melalui riset ilmiah.
Oleh sebab itu, belum ada aturan atau rekomendasi penggunaaannya oleh organisasi kesehatan.
Oleh karena itu, Satgas IDAI memperingatkan kepada semua pihak untuk mempromosikan atau memberikan ASI bubuk pada bayi.
Apalagi bayi dengan kondisi khusus seperti bayi prematur atau bayi yang mengalami masalah imunitas atau penyakit kronis.
Baca Juga: Pekan Imunisasi Dunia 2023, Ketua Satgas Imunisasi IDAI Tekankan Pentingnya Imunisasi Kejar
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR