Nakita.id - Perselingkuhan adalah pengalaman pahit yang dapat memberikan dampak yang mendalam, tidak hanya pada hubungan, tetapi juga pada kesehatan mental individu yang terlibat.
Bagi korban perselingkuhan, kepercayaan yang terguncang, perasaan dikhianati, dan konflik emosional dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang serius.
Dalam artikel ini, kita akan membahas masalah kesehatan mental yang sering dialami oleh korban perselingkuhan, serta upaya penanganan dan pemulihan yang dapat diambil.
Salah satu dampak paling umum dari perselingkuhan adalah stres emosional dan psikologis yang signifikan.
Korban merasakan beban mental yang berat akibat perasaan dikhianati dan terkhianati oleh pasangan mereka.
Stres ini dapat memicu kecemasan, depresi, dan perasaan tidak berdaya yang mengganggu keseharian mereka.
Ketika hubungan yang seharusnya menjadi tempat yang aman dan mendukung menjadi sumber perselingkuhan, korban seringkali mengalami kecemasan dan ketidakamanan yang luar biasa.
Mereka mungkin merasa tidak dapat mempercayai orang lain atau merasa tidak aman dalam hubungan baru atau yang sudah ada.
Perselingkuhan dapat menjadi pemicu utama depresi dan keterpurukan mental.
Perasaan kesepian, rasa putus asa, dan hilangnya harapan untuk masa depan yang diinginkan dapat merasuki pikiran korban.
Mereka mungkin mengalami kesulitan untuk merasakan kebahagiaan dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Amati Tandanya Moms! Ini Penyebab Orang Selingkuh Berkali-kali
Ketika dipercayai hancur oleh perselingkuhan, korban sering mengembangkan ketidakpercayaan yang mendalam terhadap hubungan manusia.
Mereka dapat merasa sulit untuk membuka hati mereka lagi dan membangun kepercayaan pada pasangan atau orang lain di sekitar mereka.
Ketidakpercayaan ini dapat berlanjut dalam hubungan mendatang, bahkan setelah upaya rekonsiliasi.
Perselingkuhan sering kali mengakibatkan ketidakmampuan bagi korban untuk melanjutkan hidup.
Mereka mungkin terjebak dalam perasaan kehilangan dan kesedihan, menghambat kemampuan mereka untuk merencanakan dan mencapai tujuan hidup.
Merasa terbelenggu oleh masa lalu dapat menjadi hambatan signifikan dalam proses pemulihan.
Korban perselingkuhan dapat mengalami kesulitan dalam membangun kembali identitas diri mereka yang mungkin hancur akibat pengkhianatan tersebut.
Pertanyaan tentang nilai diri, daya tarik, dan kemampuan untuk mempertahankan hubungan sehat dapat menghantui mereka, mengakibatkan perasaan rendah diri dan kebingungan.
Masalah kesehatan mental yang muncul akibat perselingkuhan sering kali membuat korban cenderung menjauh dari lingkungan sosial mereka.
Rasa malu, rahasia yang dijaga, dan perasaan tidak nyaman dapat menyebabkan isolasi, yang pada gilirannya, mengurangi akses mereka terhadap dukungan sosial yang mungkin sangat dibutuhkan.
Korban perselingkuhan dapat mengalami gelombang emosi yang tidak terduga dan intens.
Baca Juga: Tips Menjaga Rumah Tangga dari Kehadiran Orang Ketiga, Komunikasi Terbuka Saja Tidak Cukup
Mereka dapat bergulat dengan kemarahan, kebencian, dan keputusasaan yang muncul secara tiba-tiba.
Mengelola fluktuasi emosional ini bisa menjadi tantangan yang besar dan membutuhkan bantuan profesional.
Beberapa individu yang mengalami perselingkuhan dapat mencoba mengatasi rasa sakit dan stres dengan menggunakan zat-zat seperti alkohol atau obat-obatan terlarang.
Ketergantungan pada zat atau kebiasaan buruk lainnya mungkin muncul sebagai mekanisme koping yang tidak sehat.
Stres yang berlebihan dan perasaan terpuruk dapat mengakibatkan gangguan makan dan tidur pada korban perselingkuhan.
Beberapa orang mungkin kehilangan nafsu makan atau mengalami peningkatan dalam pola makan yang tidak sehat.
Gangguan tidur, seperti insomnia atau tidur berlebihan, juga dapat menjadi masalah yang muncul.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR