Berikut ini merupakan beberapa strategi dan metode dakwah yang penuh dengan kedamaian yang ditempuh oleh Wali Songo, yaitu:
Merupakan strategi dakwah yang dilakukan dengan jumlah jamaah yang cukup banyak.
Sampai dengan saat ini, metode ini masih sering dipergunakan oleh para mubaligh, ustadz atau penceramah dalam rangka syiar Islam kepada masyarakat luas.
Metode ini tidak saja dilakukan dalam konteks dakwah, namun dalam penyampaian materi di dunia pendidikan pun, masih menggunakan metode ini, karena dirasa masih efektif untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pemikiran orang lain, serta efektif untuk menginternalisasikan nilai-nilai pada seseorang yang terlibat dalam forum diskusi dan tanya jawab tersebut.
Terhadap tokoh-tokoh masyarakat garis keras pun, para wali menerapkan metode diskusi atau musyawarah untuk mencapai sebuah kesepakatan tentang sikap saling toleran dan menghormati satu sama lain dengan baik.
Wali Songo memberikan teladan yang nyata kepada masyarakat.
Seorang tokoh agama dan seorang mubaligh harus mampu memberikan teladan, karena masyarakat akan benar-benar secara suka rela mengikuti ajaran yang dilakukan oleh orang-orang yang berjiwa mulia lahir dan batin, dan layak dijadikan figur panutan oleh mereka
Pesantren-pesantren, pengajian dan juga pengajaran yang dilakukan oleh para Wali Songo merupakan lembaga yang produktif untuk melakukan transfer of knowledge dan transfer of value kepada para santri (murid) yang belajar di dalamnya.
Beberapa Wali Songo menempuh strategi mengirimkan utusan kepada beberapa daerah tertentu untuk melakukan ekspansi dan perluasan syiar Islam.
Contoh yang dilakukan oleh Sunan Giri yang mengirimkan utusan sekaligus bertindak sebagai juru dakwah keluar Pulau Jawa yaitu Madura, Bawean, Kangean, Ternate dan Tidore.
Hal ini semakin menjadikan akselerasi ketersebaran ajaran Islam di Nusantara terjadi dengan lebih cepat.
Baca Juga: Paling Lengkap! Kunci Jawaban PAI Kelas X Pilihan Ganda Halaman 258-261 Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR