Nakita.id - Stunting atau kondisi gagal tumbuh yang ditandai dengan tubuh kerdil ini kadang masih disalahartikan.
Pasalnya, anak yang memiliki gizi buruk selalu dinilai stunting. Padahal tak selalu demikian.
Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi badan di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis), hal ini diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO.
Selain mengalami pertumbuhan terhambat, stunting juga kerap kali dikaitkan dengan penyebab perkembangan otak yang tidak maksimal. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang buruk.
Selain itu, efek jangka panjang yang disebabkan oleh stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, acap kali dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.
Sementara itu, gizi buruk memiliki tanda gejala yakni kulit yang kering, lemak di bawah kulit berkurang, dan otot mengecil. Jika telah mencapai tahap lanjut, ada kemungkinan perut anak menjadi buncit.
Mengutip dari Kemenkes, berikut perbedaan stunting dan gizi buruk.
1. Ciri-ciri
Stunting adalah lambatnya pertumbuhan. Biasanya dapat terlihat dari tubuh yang lebih pendek dan tampak lebih muda dari teman seusianya.
Sementara itu, gizi buruk ditandai dengan kulit kering, berkurangnya lemak, dan kadang menimbulkan buncit pada perut.
2. Faktor Penyebab
Baca Juga: Tak Sama Ya Moms! Ini Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk yang Harus Diketahui
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR