Beberapa kondisi medis, seperti endometriosis, polip rahim, sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan gangguan hormonal, dapat mempengaruhi kesuksesan program bayi tabung.
Selain itu, gangguan sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan tubuh menolak embrio yang diimplan.
4. Masalah Anatomis
Adanya masalah pada organ reproduksi wanita atau pria, seperti sumbatan pada saluran tuba falopi atau gangguan pada rahim.
Bisa menghambat proses fertilisasi dan mengakibatkan kegagalan program bayi tabung.
5. Keberhasilan Implanasi Embrio
Setelah embrio ditanamkan kembali ke rahim, embrio harus mampu menempel pada dinding rahim (implanasi) agar kehamilan dapat berkembang.
Jika proses ini tidak berhasil, program bayi tabung akan gagal.
6. Faktor Gaya Hidup
Gaya hidup dan kebiasaan tertentu juga dapat mempengaruhi keberhasilan program bayi tabung.
Misalnya, konsumsi alkohol, merokok, atau obesitas dapat mempengaruhi kesuburan dan kualitas sperma.
Baca Juga: Wah Apa Saja Beda Bayi Tabung dan Inseminasi Buatan? Ini Jelasnya
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR