Nakita.id - Tahukah kamu, penyuka gorengan lebih rentan mengalami diabetes daripada yang tidak?
Ya, tidak hanya konsumsi makanan dan minuman bergula tinggi, makanan sarat lemak juga rentan memicu penyakit kencing manis.
Jadi kita tidak hanya membatasi cake, kue, cokelat, roti, kopi, softdrink, dan makanan serta minuman yang manis, tapi juga makanan berlemak dan berminyak.
Sebuah riset yang dilakukan Departemen Nutrisi di Harvard School of Public Health (HSPH), dan Universitas Nasional Singapura mengungkapkan fakta ini.
Adapun sampel penelitian ini mengambil data dari 100.000 pria dan wanita, dan berlangsung selama sekitar 25 tahun.
Mereka menemukan bahwa orang yang makan gorengan setidaknya sekali seminggu memiliki risiko lebih besar terkena diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Artinya, semakin sering mengunyah camilan gorengan atau berlemak tinggi, semakin tinggi kita terkena gangguan diabetes.
Kita ambil contoh sampel yang makan gorengan 4-6 kali per minggu memiliki 39% peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2, dan mereka yang makan gorengan 7 kali atau lebih per minggu memiliki 55% peningkatan risiko terkena diabetes, dibandingkan dengan mereka yang makan gorengan kurang dari sekali seminggu.
Sangat mengerikan bukan? Untuk itu, yuk kita cegah diabetes sejak dini dengan menerapkan pola makan yang sehat.
Salah satunya adalah dengan mengubah teknik memasak, dari menggoreng menjadi mengukus.
Memang tidak mudah karena anak pasti senang dengan olahan dan camilan yang digoreng seperti nugget, ayam goreng, sosis dan sejenisnya.
Padahal, makanan sejenis itu rendah akan kandungan zat gizi yang berperan penting sebagai penyedia tenaga untuk mengarungi hari.
Berbahayanya lagi, makanan cepat saji juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan akibat kandungan kalori yang tinggi. Andai dibiarkan dalam waktu yang lama, bukan tidak mungkin si buah hati dapat mengidap obesitas, darah tinggi atau bahkan diabetes.
“Junkfood sangat tinggi gula dan inflamatif. Anak-anak sekarang itu sudah banyak yang kena hipertensi, diabetes melitus tipe II karena ini,” jelas Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) dalam sebuah talkshow di Jakarta.
Kabar baiknya, risiko tersebut dapat dicegah dengan membiasakan anak untuk menyukai hidangan non-goreng sejak dini. Pasalnya, sajian alternatif tersebut cenderung memiliki indeks gula yang jauh lebih rendah dibandingkan jajanan pada umumnya.
“Jadi, pesan saya solusinya kembali ke makanan alami, real food, seperti banyak sayuran, rebus-rebusan. Kentang rebus, kentang goreng dan keripik saja misalnya,” lanjut dr. Piprim.
Pernyataan dr. Piprim itu didukung juga oleh nutrisionis PT Sehat Secara Alami (SESA), Reni Rahmawati.
Menurutnya, konsumsi hidangan non-goreng bahkan juga dapat membuat tubuh bekerja secara lebih optimal.
“Selain memiliki cita rasa yang lebih enak, makanan yang diolah dengan cara rebus, kukus, bakar atau panggang juga memiliki nilai kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan makanan yang yang digoreng,” papar Reni.
Sadar akan isu kesehatan yang mengintai para anak penggemar hidangan serba goreng, SESA (PT. Sehat Secara Alami), sebagai distributor perusahaan yang fokus mendistribusikan produk sehat, memperkenalkan GreenPan Steamy.
Produk kukusan premium ini dapat mendukung niat para ibu dalam mendorong keluarganya bertransisi menjadi penikmat hidangan kukusan.
“SESA berkomitmen penuh mendukung para Ibu untuk mengaplikasikan gaya hidup sehat terhadap anggota keluarga mereka melalui ragam produk yang kami sediakan.
Komitmen tersebut kali ini kami wujudkan dengan GreenPan Steamy yang memungkinkan para ibu untuk menyajikan hidangan kukus secara rutin, praktis dan menyenangkan,” ujar Chief Marketing Officer SESA, Renny Hasibuan.
Baca Juga: Cara Mudah untuk Memantau Diabetes pada Anak, Ketahui Perawatan yang Tepat
Selain membantu bahan masakan untuk tetap memiliki kandungan zat gizi yang tinggi pasca dimasak, GreenPan Steamy juga dirancang agar dapat menghasilkan hidangan yang lezat. Hal itu dimungkinkan oleh desain Steamy’s Clever yang membuat makanan terasa lebih lezat saat ditumpuk di dalam kukusan.
Sebagai pelengkap, Steamy turut dilengkapi panduan pengukus cerdas yang memiliki panduan lama waktu memasak berbagai jenis makanan kukus.
Produk ini juga cukup aman sudah terbebas dari risiko mengeluarkan racun yang umum terjadi pada alat masak tradisional.
Selain lepas dari ancaman penyakit yang dapat muncul dari makanan cepat saji, anak pun dipastikan bebas dari kemungkinan disusupi zat berbahaya yang dilepas alat saat proses memasak.
Baca Juga: Kasus Diabetes Anak Terus Meningkat, Bagaimana Cara Mencegahnya?
Penulis | : | Saeful Imam |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR