Nakita.id - Bagi banyak orangtua, kanker anak merupakan penyakit ganas nan mematikan.
Dalam publikasi Globocan tahun 2020, diestimasikan terdapat 11.156 kasus baru pada kanker anak usia 0-19 tahun di Indonesia.
Kemudian, angka risiko kematian kanker anak sendiri mencapai 40 persen, yang mana cukup besar di Indonesia.
Ketika pertama kali Si Kecil divonis kanker, tentu tak sedikit orangtua yang berpikir bahwa anak terkena kanker merupakan akhir dari segalanya.
Namun jangan sedih dulu, karena dua ibu ini memiliki kata-kata penyemangat untuk Moms dan Dads diluar sana.
Sebagai informasi, kedua ibu ini memiliki anak dengan kanker yang ganas.
Yang satu sudah mencapai stadium IV, sedangkan yang satu lagi terserang kanker langka.
Simak selengkapnya berdasarkan wawancara eksklusif yang dilakukan tim Nakita ini ya, Moms dan Dads.
Harapan yang pertama datang dari Surtauli Ompusunggu, ibu dari Dody Afri Simajuntak yang terserang kanker paru stadium IV juga kanker tulang.
Beliau berharap agar para orangtua diluar sana harus semangat dan tidak boleh sedih.
"Kita harus semangat. Sebagai orangtua, kita enggak boleh sedih," ucapnya saat diwawancarai Nakita pada Selasa (7/2/2023).
Baca Juga: Peran Keluarga Marvelino, Anak dari Amelia Chandra, Memberi Dukungan Saat Pertama Didiagnosa Kanker
"Aku sendiri, biarpun aku sedih, jangan dilihat si Dody itu," lanjut Ibu Surtauli.
Ibu dari Dody ini bercerita, ketika dirinya tiba-tiba sedih dan menangis, dirinya pergi ke kamar manda agar tidak dilihat anak semata wayangnya.
"Kadang, kalau dilihat lagi, ditanya 'Kenapa ma?' sambil nangis," ujarnya.
"Aku hanya senyum-senyum saja. Tapi dalam hati kita harus semangat. Itu termasuk obat juga itu," tutupnya.
Harapan yang sama juga disampaikan oleh Amelia Chandra, ibu dari Marvelino yang awalnya didiagnosis leukemia dan akhirnya divonis kanker limfoma langka.
"Tetap semangat. Jangan menyerah," ucapnya saat diwawancarai Nakita pada Rabu (8/2/2023).
"Yakinlah di setiap penyakit pasti ada obatnya," ucapnya lagi dengan penuh harap.
Tak sampai di situ. Ibu Amelia juga meminta doa untuk anak semata wayangnya ini agar cepat sembuh.
"Minta doanya juga buat Marvel. Mudah-mudahan kuat, bisa ngelewatin (semua ini), bisa sembuh lagi," katanya.
Baca Juga: Cara Mendeteksi Kanker pada Anak Sejak Dini Supaya Segera Tertolong
Ibu Amelia juga mengungkapkan terima kasih kepada Yayasan Onkologi Anak Indonesia atas bantuannya sampai saat ini.
"Terima kasih juga untuk Yayasan Onkologi Anak Indonesia yang sudah dampingi saya di sini dan membiarkan saya tinggal di sini," tutupnya.
Menurut Mariska Johana, M.Psi, Psikolog, pendampingan psikologis sendiri sangatlah penting untuk anak penyandang kanker.
"Karena ini enggak hanya berdampak pada fisik, tapi juga psikologis," ungkap Mariska dalam wawancara bersama Nakita pada Senin (6/2/2023).
"Nah, jadi pendampingan psikologisnya sangat penting untuk anak bisa tetap optimal berkembang meski memiliki sakit fisik yaitu sakit kanker di dalam tubuhnya," lanjutnya menerangkan.
Dalam arti lain, meski anak memiliki sakit secara fisik, anak tetap bisa berkembang dengan maksimal, Moms dan Dads.
Baik dari segi sosial, segi akademis, dan juga penghargaan terhadap dirinya sendiri.
Sehingga, anak tidak terdampak sekali bahkan sampai rendah diri dan malu untuk bersosialisasi.
Nah, untuk pendampingan psikologis sendiri mulai bisa Moms dan Dads berikan ketika anak pertama kali divonis kanker.
Jangan khawatir dulu, karena psikolog klinis anak di Bicarakan.id ini telah memberikan beberapa caranya.
Pertama, Moms dan Dads harus memakai kata 'kanker' itu sendiri.
"Karena kalau kita tidak memakai kata 'kanker' itu, nanti anaknya akan bingung ketika menghadapi kata-kata 'kanker' ini dari orang lain. Jadi, harus menggunakan kata 'kanker'," jelas Mariska.
Setelahnya, Moms dan Dads perlu menjelaskan kondisi anak sesuai dengan usianya.
"Di anak berusia lebih muda atau kecil seperti balita, itu kita memakan bahasa yang mudah dimengerti oleh dirinya. Dan juga, lebih ke basic information (informasi dasar), jangan ke detail-detailnya," kata psikolog klinis anak ini.
"Mungkin kalau yang remaja itu baru kita sampaikan ke detail. Tapi, kita tetap kenalkan mereka dengan kata-kata 'kanker', 'kemoterapi', 'operasi' yang akan mereka dapatkan. Itu dikenalkan pada mereka," lanjutnya mengatakan.
Terakhir, diusahakan untuk menjawab sebisa dan sejujur mungkin terkait apa yang ditanyakan anaknya sendiri.
"Jadi, orangtua harus mempersiapkan dulu nih pertanyaan-pertanyaan sulit yang mungkin akan ditanyakan oleh anak," pesan Mariska.
"Kalau misalnya orangtua tidak mampu atau tidak bisa menjawab pertanyaan anak, jangan ragu untuk berkata tidak. Karena kita sama-sama belajar, jadi sampaikan ke anak kalau kita belum tahu soal itu, jadi mari kita tanyakan ke dokter terlebih dahulu. Baru nanti kita jelaskan lebih lanjut," tutupnya.
Itu tadi 3 cara memberitahu anak ketika pertama divonis kanker ya, Moms dan Dads.
Jangan khawatir lagi dan teruslah berjuang bersama sang buah hati melawan penyakit ganas ini.
Semoga bermanfaat!
Baca Juga: Pengobatan Kanker Anak di Indonesia, Apakah Sudah Mencukupi?
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR