Masalah nutrisi utama pada remaja diantaranya adalah defisiensi mikronutrien, khususnya anemia defisiensi zat besi, serta masalah malnutrisi, baik gizi kurang dan perawakan pendek.
Maupun gizi lebih sampai obesitas dengan ko-morbiditasnya yang keduanya seringkali berkaitan dengan perilaku makan salah dan gaya hidup.
Kekurangan nutrisi justru dapat menganggu pubertas.
Nutrisi yang seringkali berpotensi kurang dimiliki anak termasuk kalsium, zat besi, dan seng. Kekurangan vitamin D, di sisi lain, berkontribusi terhadap penyakit kronis termasuk diabetes dan obesitas serta berdampak pada pubertas.
Mendapatkan nutrisi yang tepat membutuhkan makan makanan yang tepat dalam jumlah yang sehat.
Anak yang kelebihan berat badan atau obesitas lebih cenderung memasuki pubertas lebih awal.
Obesitas dapat meningkatkan pubertas dini pada anak perempuan dan menunda pubertas terjadi pada anak laki-laki.
Menjadi gemuk juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon, termasuk kadar insulin yang tinggi yang dapat meningkatkan risiko diabetes.
Sebaliknya, kekurangan gizi memiliki konsekuensi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kognitif.
Malnutrisi juga menyebabkan kegagalan dalam pertumbuhan fisik awal, keterlambatan keterampilan motorik, perkembangan kognitif dan perilaku. Hal ini dapat mengurangi kekebalan tubuh.
Makanan sehat untuk anak pra-remaja dan remaja mencakup berbagai macam makanan segar berbagai kelompok makanan.
Baca Juga: Berbagai Penyebab Pubertas Dini pada Anak yang Perlu Diketahui
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR