Yang lebih buruk, masalah iklim ini menjadi semakin tidak terduga, misalnya gelombang panas yang belum pernah terjadi sebelumnya yang melanda Pasifik Barat Laut dari akhir Juni hingga awal Juli 2021, yang menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Masalah ini secara tidak proporsional berdampak pada keluarga di rumah tangga berpenghasilan rendah karena mereka cenderung tinggal di dekat operasi pertanian atau di kota yang berpolusi udara.
Seringkali mereka juga harus bekerja di tempat kerja tanpa tunjangan ibu dan kesempatan untuk menyusui.
Mereka juga menghadapi tantangan untuk mendapatkan akses ke makanan dan vitamin prenatal.
Journal of American Medical Association (JAMA) mengulas studi terbaru yang menghubungkan polusi udara dan panas ekstrem dengan kelahiran prematur, berat lahir rendah, dan lahir mati.
Sebanyak 19 dari 24 studi yang ditinjau menemukan peningkatan risiko kelahiran prematur karena polusi udara dan 8 menemukan peningkatan risiko khusus untuk ibu hamil berkulit hitam.
Selain itu, ibu hamil lebih mungkin mengalami kelelahan akibat panas atau heat stroke karena tubuh ibu hamil harus bekerja lebih keras untuk mendinginkan diri.
Meningkatnya suhu udara setiap dekade akan meningkatkan risiko ini. "Panas ekstrem dapat menyebabkan suhu tubuh internal ibu hamil meningkat, yang dikaitkan dengan cacat lahir dan masalah reproduksi lainnya," kata Dr. Gleaton.
Bagaimana dengan kesuburan? Masih belum banyak penelitian tentang bagaimana perubahan iklim dan panas dapat berdampak pada kesuburan, namun para ahli menaruh perhatian khusus tentang ini.
"Studi demografis menunjukkan bahwa cuaca panas menyebabkan penurunan angka kelahiran yang signifikan 8 hingga 10 bulan kemudian, namun pendorong asosiasi ini tidak jelas," kata Audrey Gaskins, Sc.D., asisten profesor epidemiologi di Rollins School of Public Universitas Emory Health Emory University yang penelitiannya berfokus pada pemahaman bagaimana faktor lingkungan, pola makan, dan gaya hidup memengaruhi kesuburan.
Meskipun belum diketahui apakah atau bagaimana kenaikan suhu dapat memengaruhi fungsi ovarium, memahami apakah ada hubungannya dapat memiliki implikasi penting—tidak hanya untuk kesehatan manusia.
Baca Juga: Di Wilayah Ini 500 Tahun Kekeringan, Ketika Hujan Turun Malah Mematikan Mahluk Hidup Yang Ada
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR