Sama halnya dengan potensi pertanian, penggunaan sistem informasi geografis untuk mengembangkan potensi wisata juga dilakukan dengan cara mengolah data dalam bentuk primer dan sekunder.
Namun data primer dalam pengembangan potensi wisata ini berbentuk pada titik koordinat objek wisata, kuisioner terkait objek wisata dan foto-foto setiap objek wisata.
Lain halnya dengan data sekunder yang memerlukan data dari instansi terkait, baik itu peta ataupun data tubuler.
sistem informasi geografis juga bisa dimanfaatkan untuk menentukan lokasi terakhir tempat pembuangan sampah.
Caranya yaitu dengan mengandalkan data penginderaan jauh, seperti citro ALOS AVNIR-2 dan landset ETM.
Kedua citra tersebut-lah yang nantinya dapat membantu untuk memperoleh informasi parameter penentuan lokasi tempat pembuangan akhir seperti penggunaan lahan, bentuk lahan hingga jaringan jalan.
Jika ingin mendeteksi tingkat pencemaran udara, sistem informasi geografis juga bisa diandalkan.
Cara analisisnya juga masih sama, yaitu dengan menggunakan data primer dan sekunder.
Salah satu contoh data primer yang dibutuhkan adalah tiitk koordinat lampu lalu lintas di suatu daerah.
Jika ingin menentukan area lahan kritis dengan sistem informasi geografis, cara yang bisa dilakukan adalah dengan menganalisis data-data yang memiliki hubungan dengan kondisi fisik lahan.
Namun, ada juga data-data lain yang diperlukan.
Penulis | : | Geralda Talitha |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR