Nakita.id – Jika Moms sering mendapati kulit bayi mudah iritasi, hal ini bisa saja disebabkan karena kandungan berbahaya dalam sabun bayi.
Dalam memilih produk perawatan kulit Si Kecil, perlu selektif untuk menghindari kandungan berbahaya dalam sabun bayi.
Sejumlah bahan dapat digolongkan sebagai kandungan berbahaya dalam sabun bayi.
Perawat kulit yang tepat sangat penting untuk bayi.
Tidak seperti orang dewasa, kulit bayi masing sangat tipis dan sensitif.
Bayi dengan penghalang kulit yang rusak sangat sensitif karena mereka tidak mampu secara efektif menahan air di kulit.
Sehingga, memungkinkan alergen dan iritasi masuk melalui kulit.
Alergen dan iritan masuk ke sistem kekebalan bayi, yang belum matang dan masih berkembang dan umumnya kurang mampu menghilangkan racun.
Alasan inilah mengapa kulit bayi rentan mengalami eksim sebagai respons sistem kekebalan tubuh terhadap racun.
Untuk menghindarkan masalah kulit tersebut, Moms perlu memperhatikan kembali sabun bayi yang digunakan.
Pasalnya, beberapa kandungan dalam sabun bayi justru dapat merusak penghalang kulit atau skin barrier yang masih berkembang.
Dilansir dari beberapa sumber, berikut ini adalah beberapa kandungan berbahaya dalam sabun bayi yang sebaiknya tidak dipilih sebagai produk perawatan kulit Si Kecil.
Bahan ini mungkin saja membuat sabun bayi baunya menjadi lebih harum dan menyenangkan.
Tapi sayangnya, wewangian merupakan salah satu jenis alergen yang dapat menimbulkan masalah pada kulit bayi yang masih sensitif itu.
Bahan kimia tersebut dapat menyebabkan alergi kontak pada bayi.
Moms bisa mencarinya dalam label kemasan dengan nama fragrance atau parfum.
Paraben bekerja dengan menghambat pertumbuhan mikroba sehingga bahan ini lebih banyak digunakan sebagai pengawet dalam industri makanan dan kosmetik.
Tapi di samping itu, paraben dapat mengiritasi kulit bayi terutama dapat menganggu fungsi hormon.
Efek yang terkait dengan peningkatan risiko kanker payudara dan toksisitas reproduksi.
Karena sistem hormon bayi belum matang, paraben dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada sistem endokrin yang sedang berkembang.
Adapun pada label kemasan produk paraben memiliki berbagai nama seperti : Ethylparaben, butylparaben, methylparaben, propylparaben, bahan lain yang diakhiri dengan –paraben.
Zat sintesis ini kerap digunakan dalam produk pencuci karena kemampuannya dalam menghasilkan banyak busa.
Baca Juga: Kulit Bayi Juga Bisa Kering Moms, Gunakan Sabun Bayi yang Ampuh Atasi Kulit Kering Cek di Sini!
Tapi, tidak jarang kandungan ini juga ditemukan dalam produk bayi.
Meskipun mereka dapat membuat produk berbusa, Moms sebaiknya menghindari bahan ini.
SLS/SLES dapat menyebabkan iritasi mata, ruam kulit, rambut rontok, kulit kepala berketombe mirip ketombe, dan alergi.
Adapun label kemasan produk yang mengandung bahan ini memiliki beberapa nama di antaranya : SLS, SLES, sodium dodecyl sulfate, sodium PEG lauryl sulfate.
PEG adalah kelas polimer etilen glikol yang biasa digunakan dalam pelembab dan tabir surya. Bahan ini semakin populer karena sifatnya yang melembutkan kulit.
Meski demikian, PEG dapat mengiritasi kulit bayi yang sensitif. Serta, merupakan penyebab umum iritasi dan reaksi alergi pada kulit bayi.
Label yang muncul dalam kemasan produk adalah PEG- diikuti dengan angka. Semakin rendah angkanya, semakin mudah senyawa tersebut terserap ke dalam kulit.
Bahan ini sering ditemukan dalam sabun mandi yang mengandung bahan-bahan seperti sodium laureth sulfate.
1,4-Dioksan jarang disebutkan sebagai bahan pada paket produk karena merupakan produk sampingan dari bahan kimia yang lebih besar disebut etilen oksida.
Sayangnya, bahan ini memiliki efek karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.
Hindari bahan apa pun dengan "eth" di namanya, termasuk sodium laureth sulfate.
Baca Juga: Sabun Bayi Terbaik untuk Atasi Kulit Sensitif, Aman dan Nyaman Digunakan Si Kecil!
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR