Nakita.id - Masalah kesehatan pada bayi juga bisa terjadi di kepala berupa kerak kepala.
Apbila Moms mencari obat untuk bayi yang terdapat kerak kepala maka Moms perlu tahu dulu apa penyebabnya.
Kerak kepala pada bayi sebenarnya lumrah terjadi.
Pada bayi baru lahir sering disebut sarap atau borokan.
Istilah kedokterannya, craddle cap atau dermatitis seboroik, yaitu kelainan kulit pada kepala berupa sisik berminyak, tebal, lengket.
Biasanya berwarna kemerahan.
Hal ini kerap terjadi pada bayi baru lahir, karena aktivitas kelenjar sebasea yang meningkat oleh pengaruh stimulasi hormon androgen dari ibu saat hamil.
Biasanya mulai timbul pada usia 2-3 minggu (bulan pertama).
Meski tak berbahaya, bila dibiarkan terkesan kotor dan tak enak dilihat.
Bisa pula menjadi sumber infeksi karena menjadi tempat tumbuhnya bakteri.
Kerak kepala juga akan menghambat keluarnya keringat.
Baca Juga: Jangan Panik Saat Gusi Bayi Bengkak Moms, Berikut Obat Alami Gusi Bengkak pada Bayi
Karena itu bila dibiarkan, akhirnya bisa timbul biang keringat, bisul, atau abses di kepala.
Dalam jangka panjang, dapat bertambah berat dan meluas ke seluruh tubuh yang disebut entroderma atau penyakit lemier.
Bersihkan dengan hati-hati karena kulit kepala bayi masih halus dan tipis.
Sebaiknya bawa ke dokter.
Pasien biasanya akan diberi minyak kelapa yang telah dicampur zat antiseboroik.
Cara pemakaian, oleskan di kulit kepala yang berkerak dan biarkan semalaman.
Esok paginya bersihkan dengan sisir bergigi rapat, lepaskan kerak pelahan-lahan dari kepala bayi.
Setelah itu, keramasi dengan sampo bayi, keringkan.
Lalu oleskan krim obat dari dokter yang biasanya berisi steroid sebagai zat antiperadangan.
Nah, jika perawatan dilakukan dengan benar, kerak kepala akan sembuh dalam hitungan hari.
Dan yang penting, agar tak muncul lagi, mandikan dan keramasi bayi dengan bersih dan rutin. (Sumber: Tabloid Nakita)
Baca Juga: 5 Rekomendasi Obat Sariawan Bayi Pilihan Aman untuk Bayi Sehat
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR