Nakita.id - Ada beberapa gaya dalam pola asuh anak yang harus Moms dan Dads ketahui. Apa saja?
Tentunya, gaya pola asuh anak dari orang tua berbeda-beda. Alasannya, karakter tiap anak berbeda.
Selain itu, karakter dan budaya di tempat orang tua bertumbuh pun juga berbeda dan menjadi pengaruh gaya dalam mengasuh anak.
Psikolog mengatakan bahwa ada 4 gaya pola asuh anak yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, sayangnya 3 di antaranya tidak disarankan untuk dilakukan karena memengaruhi psikologis anak, terutama di kemudian hari.
Kira-kira, Moms ada di gaya pola asuh yang mana? Yuk, kita ketahui penjelasannya satu per satu.
1. Pola asuh otoriter
Beberapa waktu lalu, kita sempat digemparkan dengan istilah strict parents.
Banyak yang mengatakan bahwa strict parents seringkali digunakan untuk mendeskripsikan orang tua yang memiliki peraturan mengekang bagi anak dan bersikap otoriter.
Orangtua yang tergolong dalam gaya pola asuh ini akan memberikan tuntuan tinggi pada anak-anak mereka sembari memberikan dukungan.
Namun alih-alih bersifat otoritatif, sebagian besar gaya pengasuhan yang ketat dan otoriter justru dapat menghasilkan hasil yang merugikan.
Strict parents biasanya menerapkan batasan yang keras untuk mengontrol tetapi tidak membantu anak belajar mengatur diri sendiri.
Malah, batasan yang diciptakan justru memicu penolakan untuk bertanggung jawab atas diri mereka sendiri.
Akibatnya, anak jadi kehilangan kesempatan untuk mendisplinkan diri sebab ia selalu menolak batasan yang tidak empatik.
Ada 3 hal yang menjadi ciri khas pola asuh yang satu ini, di antaranya:
- Tidak mendengarkan apa kata anak
- Harus mengikuti apa yang dikatakan oleh orang tua
- Kurang mengakui apa yang dirasakan oleh anak
Seringkali, orang tua yang bersikap otorier ini tidak memberikan anak pilihan, menuntut, tapi tidak responsif.
Melansir dari Kompas, hal ini bisa membuat anak untuk lebih mudah untuk menjadi agresif di luar rumah.
2. Pola asuh otoritatif
Bisa dibilang, pola asuh yang satu ini jauh lebih membuat anak untuk lebih mudah berkembang di kemudian hari dibandingkan pola asuh yang disebutkan sebelumnya.
Pola asuh yang satu ini mengedepankan beberapa hal, di antaranya:
- Mempertahankan sikap anak yang positif
- Menjelaskan mengapa aturan di rumah perlu dilakukan
- Memberikan konsekuensi bagi anak, tapi juga mendengarkan dan memvalidasi perasaan anak
Dengan pola asuh yang seperti ini, cara anak untuk berempati akan jauh lebih berkembang.
Baca Juga: Jangan Acuh, Begini Peran Suami Untuk Para Moms yang Mengalami Mom Shaming
3. Pola asuh permisif
Orang tua yang menerapkan pola asuh permisif seringkali menghadapi anak dengan penuh kesabaran.
Orang tua yang menerapkan pola asuh yang satu ini biasanya menerapkan berbagai macam aturan di rumah seperti halnya dengan orang tua yang lainnya.
Sayangnya, aturan ini seringkali tidak bisa konsisten diterapkan. Banyak kejadian ketika anak melanggarnya, orang tua tak memberikan konsekuensi.
Hal ini seringkali membuat anak menjadi lebih mudah mengalami masalah yang serius.
Melansir dari Verywell Family, hal ini juga membuat anak lebih mudah mengalami masalah kesehatan.
Misalnya, gigi berlubang atau obesitas karena konsumsi suatu makanan yang tidak terkontrol.
4. Pola asuh tak acuh atau tidak ada keterlibatan
Pola asuh yang satu ini memang wajib untuk dihindari.
Bagi orang tua yang masih menerapkan pola asuh ini sebaiknya segera mengganti kebiasaan di dalam keluarga agar menjadi lebih baik.
Berikut adalah kebiasaan buruh dari gaya pola asuh yang tak acuh:
- Tidak memerhatikan kegiatan anak
- Amat jarang menanyakan anak apa saja kegiatannya di sekolah
- Tidak peduli di mana anak bermain dan bergaul
- Tidak meluangkan waktu bermain untuk anak
Anak dengan pola asuh seperti ini berisiko untuk membuatnya mengalami gangguan kesehatan mental karena tidak mendapatkan perhatian yang baik dari orang tuanya.
Itulah tadi beberapa gaya pola asuh yang diterapkan oleh orang tua di seluruh dunia.
Kira-kira, Moms menerapkan prinsip pola asuh yang mana? Tentunya, terapkan yang paling baik dan menguntungkan untuk perkembangan psikologis dan emosional anak.
Baca Juga: Supaya Tak Larut Dalam Kesedihan, Begini Cara Mengatasi Mom Shaming
Source | : | Kompas,Verywell Family |
Penulis | : | Amallia Putri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR