Menurut Ketua LTMPT, setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan.
Upaya ini tentu saja dengan kerja sama berbagai pihak misalnya dari pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat.
“Yang pertama dari sisi pemerintah, bisa membuat satu program yang meng-encourage anak-anak ini yang ayo daftar disini, ini luar biasa entah apa disosialisasi, apa disediakan alokasi, misalnya KIP Kuliah ke sana bisa saja dari pemerintah,” ujar Ashari.
Kedua, perguruan tinggi dalam hal ini harus adaptif terkait sistem pengajaran.
“Yang kedua dari perguruan tinggi, harus adaptasi, adaftif kalau nama-nama lama, sistem pengajarannya tetap padahal contohnya tadi pertanian,” jelasnya.
Terakhir, supaya tidak ada bangku kosong ini masyarakat juga perlu mendapat edukasi. Membuka wawasan dan peluang terhadap jurusan-jurusan lain.
“Yang ketiga, masyarakatnya harus ada edukasi, masyarakatnya kalau mindset-nya masih anak-anak kita ingin jadi PNS ya, masih sepi saja yang namanya pertanian modern ini,” lanjutnya.
Jelang pengumuman SBPMPTN 2022, siswa memang memiliki pilihan jurusan masing-masing.
Namun, adanya daya tampung yang masih kosong ini menunjukkan bahwa jurusan-jurusan tertentu sepi peminat atau bahkan turun.
Beberapa diantaranya, yakni pertanian dan pendidikan kejuruan.
Dua hal ini menjadi perhatian, Plt. Dirjen Diktiristek saat konferensi pers berlangsung.
Penulis | : | Syifa Amalia |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR