Nakita.id - Moms, berikut ini perbedaan bidan dan dokter kandungan dalam hal persalinan.
Semakin mendekati Hari Perkiraan Lahir (HPL), tentu Moms perlu menyiapkan berbagai hal.
Salah satunya adalah dengan mencari tempat persalinan terbaik dan terjangkau.
Memang tak dapat dipungkiri bahwa banyak calon ibu yang memilih rumah sakit sebagai tempat persalinannya.
Pasalnya, rumah sakit memiliki fasilitas yang sangat lengkap agar proses persalinan, baik normal maupun sesar, bisa berjalan dengan lancar.
Namun, di sisi lain, ternyata tak sedikit pula calon ibu yang memilih bidan sebagai tempat persalinannya.
Apalagi, calon ibu yang berasal dari kalangan menengah ke bawah.
Selain biayanya yang lebih terjangkau, melahirkan di bidan kerap terasa seperti ‘rumah’ yang nyaman agar persalinan bisa berjalan lancar.
Nah, agar semakin paham, Nakita telah menjabarkan beberapa perbedaan bidan dan dokter kandungan dalam hal persalinan.
Baca Juga: Bagaimana Cara Melahirkan di Bidan? Begini Caranya menurut Bidan
Berikut adalah beberapa perbedaan bidan dan dokter kandungan dalam hal persalinan yang perlu Moms ketahui.
1. Persyaratan Administrasi
Untuk persyaratan administrasi di bidan, Bidan Ayu Wulan Sari, bidan yang melakukan praktik mandiri di Bidan Diana Eka J, SST, menyebut ada tiga hal yang perlu disiapkan.
“Pertama, adalah fotokopi BPJS apabila persalinan menggunakan BPJS. Kemudian, fotokopi KTP suami dan istri. Terakhir, adalah buku periksa kehamilan atau yang biasa kita kenal dengan buku pink,” kata Bidan Ayu saat diwawancarai secara eksklusif oleh Nakita pada Rabu (18/5/2022).
Sementara, di sisi lain, dr. Ivander Ramon Utama, F.MAS, Sp.OG, dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RSIA Bunda Jakarta, mengatakan bahwa persalinan tentu dilakukan di rumah sakit.
“Atau, di klinik tertentu yang memiliki fasilitas kamar bersalin,” ucap dr. Ivander saat diwawancarai Nakita pada Rabu (18/5/2022).
“Nah, otomatis nanti persyaratan administrasinya harus mengikuti persyaratan administrasi yang diberlakukan di klinik atau di rumah sakit tersebut,” katanya menerangkan.
Mulai dari Kartu Keluarga (KK), KTP, hingga asuransi yang persyaratannya sesuai.
“Dan, kalau misalnya memang menggunakan BPJS juga kan tentunya persyaratan administratifnya juga akan berbeda dengan yang swasta. Atau, menggunakan asuransi dari swasta atau asuransi mandiri,” ungkap dr. Ivander.
2. Fasilitas Persalinan
Bidan Ayu menyampaikan bahwa fasilitas persalinan di bidan ada lima.
“Ada kamar rawat inap, makan, hingga perlengkapan ibu dan bayi. Bahkan, ada juga photoshoot untuk bayi yang baru lahir. Lalu, pembuatan akta kelahiran dan Kartu Keluarga (KK),” ungkapnya.
Sementara, dr. Ivander menyampaikan bahwa fasilitas persalinan di dokter kandungan tentu sangat tergantung dengan rumah sakitnya.
“Tentunya, persalinan di rumah sakit akan sangat memiliki fasilitas yang jauh lebih mumpuni dibandingkan dengan persalinan yang dilakukan di klinik,” kata dr. Ivander.
Menurut dr. Ivander, di klinik sendiri tidak ada fasilitas untuk melakukan tindakan operasi, tindakan pembiusan, hingga tindakan-tindakan lainnya. Bahkan, tindakan-tindakan tersebut tidak boleh dilakukan di klinik dan harus dilakukan di rumah sakit.
“Otomatis fasilitasnya nanti ya disesuaikan juga. Kalau misalnya klinik, kita harus tahu juga nih kliniknya tipe apa juga. Apakah memang layak untuk melakukan persalinan normal atau tidak. Dan, kalau misalnya persalinan normal tidak bisa dilakukan, kira-kira pasien juga harus cerdas untuk cari tahu, kira-kira nanti saya bakal dirujuk ke rumah sakit mana, begitu,” saran dr. Ivander.
dr. Ivander pun melanjutkan, kalau melakukan persalinan di rumah sakit, tentunya fasilitas yang ada sangat bergantung pada rumah sakit.
“Dari mulai ada rumah sakit yang memberikan pelayanan dasar sampai melahirkan sampai sesar begitu. Tapi, ada juga yang memberikan pelayanan dengan lebih advance, misalnya menyediakan fasilitas perawatan untuk bayi-bayi yang dalam kondisi kritis atau NICU itu kita bilangnya,” katanya.
Baca Juga: Beberapa Masalah Kehamilan Pertama yang Umum Terjadi pada Banyak Ibu Hamil menurut Dokter Kandungan
3. Prosedur Persalinan
Bidan Ayu menjabarkan bagaimana prosedur persalinan di bidan.
“Pertama, setelah pasien datang, langsung anamnesa. Kemudian, lakukan pemeriksaan serta diberitahukan hasilnya,” terang Bidan Ayu.
“Baru setelah itu pasien akan diminta mengisi inform consent kepada pasien dan keluarga, serta mengurus persyaratan administrasinya,” lanjutnya.
Sementara, di dokter kandungan, dr. Ivander menyampaikan bahwa prosedur persalinan normal maupun sesar itu rata-rata sama.
Baik itu, dokter kandungan di klinik ataupun di rumah sakit.
“Tentunya ada mekanisme skrining awal yang sangat kita jaga, untuk menjamin keamanan pasien,” kata dr. Ivander.
Seperti misalnya, pemeriksaan tes PCR atau antigen. Ditambah, pemeriksaan-pemeriksaan penting lainnya seperti pemeriksaan dalam, pemeriksaan rekaman jantung bayi, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan Hb, dan masih banyak lagi.
“Jadi, nanti akan sangat tergantung dari rumah sakitnya, dengan protokol atau prosedur yang harus dilaksanakan di rumah sakit itu. Jadi, ada SOP-nya masing-masing,” terang dr. Ivander.
Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Kontrol ke Bidan atau Dokter Kandungan Pasca Persalinan? Ini Kata Ahli
4. Kisaran Biaya
Terakhir adalah kisaran biayanya, baik di bidan maupun di dokter kandungan.
Di Bidan Diana Eka J, SST, tempat praktik mandiri Bidan Ayu, kisaran biaya untuk persalinan normal adalah sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta.
“Jika terdapat kesulitan saat proses persalinan, maka dikenakan Rp 2 juta hingga Rp 3 juta,” ucap Bidan Ayu.
Sementara, di dokter kandungan, dr. Ivander mengatakan bahwa kisaran biaya persalinannya kembali tergantung ke rumah sakitnya.
“Misalnya, ingin mendapatkan pelayanan yang baik, kita rasa BPJS juga sudah bisa memberikan pelayanan yang baik untuk membantu persalinan pada pasien yang membutuhkan,” terang dr. Ivander.
“Sedangkan, kalau bayar mandiri atau bayar pribadi itu juga akan sangat tergantung dari rumah sakitnya, tipe rumah sakitnya, tergantung dari dokternya juga,” jelasnya.
Selain itu, dr. Ivander juga menyebut ada faktor lain yang bisa memengaruhi biaya persalinan di rumah sakit, seperti obat-obatan yang digunakan, komplikasi saat tindakan persalinan.
“Kemudian, kita juga harus lihat, misalnya tadinya berencana normal. Kemudian ternyata, karena satu dan lain hal, berubah menjadi sesar. Ya, itu juga akan membuat biayanya jadi lebih mahal, jadi lebih tinggi, karena dianggap sebagai suatu tindakan darurat,” katanya menjelaskan.
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR