Nakita.id - Berperan menjadi seorang ibu bukanlah suatu hal yang mudah.
Ibu bukan hanya bertugas melahirkan sang buah hati ke dunia.
Tetapi mereka juga mengemban tugas dalam mengasuh dan mendidik sang buah hati agar tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
Setiap ibu tentu memiliki pola pengasuhan yang berbeda-beda dari ibu lainnya.
Mereka melakukan ini tentu berdasarkan kemampuan atas dirinya dan ibu tahu apa yang terbaik untuk anak-anaknya.
Namun terkadang pola pengasuhan ibu yang berbeda kerap membuat beberapa orang yang ada di lingkungan sekitar mengkritik apa yang ibu lakukan.
Terutama bagi para ibu baru yang tentu saja belum memiliki pengalaman sebelumnya
Maka tak jarang para ibu kerap menemui kritikan-kritikan pedas yang harus diterima dan bahkan bisa dilontarkan oleh orang terdekat sekalipun.
Ungkapan seperti ini merupakan salah satu contoh perilaku mom shaming
Baca Juga: Sering Kali Tidak Disadari, Berikut Ciri-Ciri Seseorang Menjadi Korban Mom Shaming
Untuk memperjelas pemahaman dari mom shaming, Nakita sebagai media parenting telah mengupas tuntas pengertian moms shaming bersama Putu Pradnya Dewi Andani, M.Psi., Psikolog, Co Founder & Psikolog Tiga Generasi dalam Facebook Live Referenata, Senin (18/4/2022).
Putu menjelaskan istilah mom shaming bisa diartikan ketika seseorang mempermalukan atau merendahkan kondisi orang lain yang ia kritik.
Bahkan perilaku buruk ini kerap dilakukan tanpa sadar bahwa perkataan dan perbuatannya ini menyakiti hati orang lain.
"Mom shaming adalah sebenarnya kegiatan antara membuat orang lain malu atau membuat orang lain merasa direndahkan. Mungkin seperti mempermalukan atau merendahkan baik secara sengaja atau tidak disengaja karena kadang kadang ada tindakan yang dilakun tanpa sengaja," ucap Putu.
Fenomena mom shaming saat ini memang hangat diperbincangkan.
Moms shaming sering terjadi di lingkungan rumah atau bisa juga di media sosial.
Setiap orang merasa dengan sangat bebasnya mengomentari dan menghakimi orang lain tanpa perasaan bersalah.
Apalagi di era modern seperti saat ini yang terkadang jari jemari kerap dianggap lebih jahat karena para pelaku dengan bebas mengkritik di balik akun media sosial.
"Tapi kalau si ibu sudah merasa ada perasaan direndahkan, dipermalukan, nah itu belakangan ini marak dan sering dengar tentang mom shaming, ini juga bisa berlaku baik offline atau online, kita ngobrol dan tidak sengaja komentar apa menyakiti hati oranglain tetapi bisa juga dilakukan ketika kita memberi komentar di online," terang Putu.
Baca Juga: Kerap Membuat Para Ibu Bersedih, Berikut Ini Jenis-jenis Mom Shaming
Menurut Putu ada banyak hal yang menyebabkan seseorang melakukan mom shaming.
Seperti misalnya pelaku kerap memberi koreksi akan gaya parenting yang dilakukan Moms berbeda dari pola pengasuhan yang ia lakukan.
Mereka ini bahkan kerap memaksa Moms untuk mengikuti apa yang ia pilih.
Padahal, belum tentu pola pengasuhan yang ia sarankan ini sesuai dan cocok untuk Si Kecil.
Putu juga menyatakan jika para pelaku mengkritik karena mereka merasa iri akan pencapaian yang Moms miliki.
"Penyebabnya memberikan saran tapi caranya salah, terus kemudian dia memiliki salah dalam pola pengasuhannya sendiri tetapi dia ingin mendapatkan pembenaran dari orang lain, atau bisa juga iri karena pencapaian orang lain," ujarnya.
Moms perilaku seperti ini sebaiknya tak perlu ditiru, karena menurut Putu ini akan memenagurhi kondisi kesehatan mental para ibu yang menjadi korban mom shaming.
Putu menjelaskan dampak dari mom shaming membuat para ibu merasa ragu dan kehilangan rasa percaya diri jika ia tidak mampu mendidik dan mengurus anak dengan baik dan benar sehingga muncul rasa bersalah, yang lebih parahnya lagi mom shaming membuat Moms sulit untuk bisa mengontrol emosi yang tak jarang anak kerap menjadi pelampiasan akan perasaan yang Moms alami.
"Dampaknya terutama pada ibu baru sangat signifikan terutama pada kesehatan mental si ibu, ketika menerima Mom shaming kita mempertanyakan kemampuan diri kita sebagai seorang ibu lalu kita pasti merasa ragu, terus mulai muncul perasaan bersalah, dengan begitu, dari perasaan bersalah itulah akhirnya stresnya meningkat, kalau stres meningkat udah pasti yang terimbas hubungan kita bersama anak, mungkin hal-hal kecil akan memantik kita membuat kita gampang marah," pungkas Putu.
Baca Juga: Dampaknya Luar Biasa Bagi Kesehatan Mental, Berikut Ini Arti dari Moms Shaming Menurut Psikolog
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR