Lebih lanjut Prof Hindra menjelaskan gejala-gejala varian omicron yang terbanyak adalah hidung berair, sakit kepala, nyeri badan, bersin-bersin, dan tenggorokan sakit.
Sementara gejala Covid-19 sebelumnya yang paling sering adalah nyeri badan, sakit kepala, anosmia (kehilangan penciuman dan pengecap), tenggorokan sakit, dan batuk-batuk).
"Meskipun disebut ringan dan angka kematian rendah namun kita tahu bahwa gejala pada anak-anak yang bisa berakibat fatal," kata Prof Hindra.
Disebutkan olehnya tanda bahaya Covid-19 pada anak diantaranya adalah kuduk kaku (kemungkinan meningitis), ruam, silau, kejang, lengan dan kaki dingin (dikhawatirkan dehidrasi atau shock), pucat dan kebiruan.
Selain itu anak juga akan sering menangis, gelisah, mengantuk, sesak, tidak mau menyusu, makan, minum dan beraktivitas seperti biasa.
"Itu merupakan tanda bahaya harus segera dibawa ke rumah sakit," kata Prof Hindra.
"Apa yang ditakutkan pada anak, adalah Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C)," lanjutnya.
Dijelaskan oleh Prof Hindra, MIS-C adalah suatu kondisi di mana berbagai organ tubuh meradang, di antaranya jantung, paru, otak, ginjal, kulit, mata, saluran cerna.
Multisystem Inflammatory Syndrome in Children ini sebetulnya penyebabnya tidak diketahui.
Namun, banyak anak dengan MIS-C terinfeksi virus penyebab COVID-19 atau mempunyai riwayat pernah terinfeksi atau kontak dengan penderita COVID- 19
"Darimana kita bisa mencurigai kemungkinan MIS-C ini? Gejalanya demam berkepanjangan ditambah nyeri lambung, Mata kemerahan, diare, pusing, ruam, dan muntah," kata Prof Hindra.
Penulis | : | Kintan Nabila |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR