Prinsip yang diberikan Denaye dapat ditiru para orangtua semisalnya saat Moms menata lemari pakaian untuk anak, alih-alih untuk memberikan anak banyak pakaian lebih baik cukup sediakan lemari kecil untuk diisi pakaian berkualitas.
Cara kedua untuk mengutamakan kualitas juga bisa diterapkan untuk mainan Si Kecil.
Moms harus bisa memilih beberapa jenis mainan yang bisa dijadikan alat belajar bagi tumbuh kembangnya.
Ingat, para orangtua perlu mengajari setiap anak agar bertanggung jawab terhadap mainan yang mereka miliki.
Baca Juga: Dampak Negatif yang Patut Moms Ketahui Bila Terlalu Memanjakan Anak
Menariknya, dalam buku terbitan Penerbit Miracle (lini nonfiksi Penerbit m&c Kompas Gramedia) ini terungkap jika konsep minimalis juga ternyata bisa orangtua terapkan untuk menata pola pikir Si Kecil.
Seperti mengurangi perasaan khawatir yang kerap kita salah artikan sebagai cinta, contohnya ketika Moms memaksanya untuk ikut kursus ini-itu dengan dalih Moms mencintainya yang ternyata Moms hanya merasa khawatir anak kalah dari teman sebayanya yang juga mengikuti banyak kursus.
Kebiasaan tersebut jika dibiarkan begitu saja tentu membuat para orangtua terjerumus menjadi orangtua yang selalu memanjakan anak, atau bahkan mengekangnya yang sudah terbukti tidak baik untuk masa depannya kelak.
Selain berisi tips dan beragam penjelasan terkait kepengasuhan anak yang simpel dan minimalis seperti yang telah sedikit terpapar di atas, buku Parenting Santuy - Mengurus Anak Tanpa Ribet juga berisi banyak kisah pengalaman mengasuh anak dari para tokoh parenting yang bisa dijadikan pembelajaran bagi para pembaca.
Ada 2 bab utama yang bisa dipilih mana yang lebih perlu untuk diterapkan terlebih dahulu oleh Moms dan juga Dads.
Antara menciptakan kondisi rumah yang simpel dan ramah anak atau mempraktikan pola asuh anak yang simpel dan minimalis? Yang pasti keduanya akan meningkatkan Moms juga Dads agar menjadi orangtua santuy yang mengurus Si Kecil dengan cara simple tapi penuh esensi.
Penulis | : | Ruby Rachmadina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR