Nakita.id - Tantrum pada anak memang bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan oleh Moms dan Dads.
Semua anak tentu saja akan mengalami yang namanya tantrum tersebut.
Pasalnya tentrum sendiri merupakan perkembangan yang baik untuk anak.
Dapat dikatakan baik karena dengan adanya tantrum Si Kecil mulai belajar mengungkapkan apa yang ia rasakan, apa yang membuatnya tidak nyaman, dan sebagainya.
Tak hanya itu, tantrum juga bisa mempererat bonding antara Moms dan sang buah hati.
Pasalnya ketika anak sedang tantrum, Moms memiliki kewajiban untuk datang memeluknya, memberi ketenangan, dan mengajak Si Kecil berbicara dari hati ke hati.
Menghadapi anak yang sedang tantrum memang bukan perkara yang mudah.
Moms dan Dads harus memiliki kesabaran yang ekstra.
Kesabaran tersebut bisa didapatkan apabila Moms dan Dads memiliki ilmu yang cukup tentang bagaimana cara terbaik mengatasi anak yang sedang tantrum.
Akan tetapi, meski dianggap wajar dan bisa datangkan hal positif banyak juga informasi yang mengatakan bahwa tantrum pada anak bisa jadi salah satu gejala Si Kecil mengalami autisme.
Lantas apakah benar tantrum pada anak merupakan gejala autisme?
Berdasarkan hasil dari peliputan khusus yang dilakukan Nakita.id kali ini mendapatkan hasil bahwa tantrum pada anak tidak bisa dijadikan sebagai landasan apalah Si Kecil mengalami autisme atau tidak.
"Tantrum pada anak tidak bisa dijadikan landasan diagnosis autisme," ucap dr. Catharine Mayung Sambo Sp. A (K) Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Pediatri Sosial
RS Pondok Indah – Pondok Indah, dalam wawancara mendalam bersama Nakita.id, Selasa (18/05/2021).
Ada kriteria khusus tersendiri untuk menentukan apakah Si Kecil benar-benar mengalami autisme atau tidak.
"Untuk menegakkan diagnosis autisme, diperlukan kriteria khusus, yakni saat ini sesuai dengan DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders)," tambahnya.
Akan tetapi, Moms juga patut waspada apabila Si Kecil mengalami tantrum yang sering dan hebat karena bisa jadi sebagai gejala autisme.
"Namun demikian, anak dengan keterlambatan bicara bahasa atau gangguan perilaku dapat menunjukkan perilaku tantrum yang lebih sering atau lebih hebat karena ia kesulitan untuk mengungkapkan keinginan atau pendapatnya," tutup dr. Catharine Mayung Sambo Sp. A (K).
Penulis | : | Shinta Dwi Ayu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR