Nakita.id - Penggunaan tabir surya dalam aktivitas sehari-hari memang sangat penting, agar kulit tetap sehat meski terpapar sinar matahari.
Namun penggunaan tabir surya tersebut sebaiknya benar-benar diperhatikan kualitas serta keamanannya untuk kulit.
Sebab kesalahan saat penggunaan tabir surya justru dapat membuat sejumlah penyakit kulit.
Misalnya dalam hal pemilihan tabir surya.
Kini banyak produk kosmetik seperti tabir surya yang diimpor dari negara asing dengan SPF atau Sun Protection Factor yang cukup tinggi.
BACA JUGA :Heboh Acara Ngunduh Mantu 10 Hari, Ayu Ting Ting Ajak Mempelai Lakukan Ini
Padahal hal tersebut nyatanya tidak cocok untuk kulit perempuan asia.
Kulit perempuan Asia rata-rata berwarna sawo matang dan cenderung tidak mudah terbakar.
Adapun kulit perempuan Indonesia sendiri cenderung telah memiliki kadar melanin yang cukup, sehingga SPF dengan kandungan 15-25% sudah amat tinggi.
"Dengan adanya keinginan untuk tampil cantik, terkadang kulit diamplas atau di-peeling hingga menjadi rusak. Inilah yang membuat sinar matahari yang diserap kulit tidak mampu menangkalnya lagi. Sehingga meresap dan menjadi flek,'' tutur Dr Retno Iswari Tranggono, SpKK yang dilansir dari Kompas.com.
BACA JUGA: Dulu Memang Pernah Ada Vaksin Dari Janin. Sekarang Sudah Tidak Ada
Retno menjelaskan kulit yang tipis justru akan menghitam jika diberikan tabir surya dengan SPF 30 hingga 50.
Sebab SPF yang dipakai uji coba dalam produk impor tersebut menggunakan kulit orang kaukasia atau perempuan Afrika.
"Krim tersebut diformulasikan untuk menyerap sinar matahari dan membuat merah (atau kesan kecoklatan) pada perempuan kaukasia,'' jelas pemilik House of Ristra ini.
Menurut rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP), penggunaan kandungan SPF dalam tabir surya sebaiknya minimal 15.
Sejalan dengan hal tersebut, Retno mengatakan kandungan SPF yang aman untuk kulit perempuan Indonesia yaitu berkisar antara 15 - 20 saja.
Selain itu, Retno juga menyarankan agar pemilihan tabir surya sebaiknya juga memiliki kandungan UV A untuk melawan penuaan dan UV B untuk menangkis noda hitam.
BACA JUGA: Wawancara Dengan dr. Jane: Gerakan Antivaksin Ada Dari Kalangan Medis
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fadhila Auliya Widiaputri |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR